Mari Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Sebaik-baik Kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya

Belajar Alquran Yukkk

Hiasilah rumahmu dengan bacaan Alquran

Menghafal Alquran Yuuuuk

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Mari Menghafal Alquran

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Ayo Menghafal Alquran

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti.

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti..

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti..

Tuesday, May 24, 2011

Menghafal Alquran

Jiwa yang tak pernah dibacakan Al-Quran, seperti kuburan. Sepi, sendirian, dan kering-kerontang. Zaman ini, sedikit sekali orang-orang yang hafal Al-Quran. Kita bisa melihat, para orang tua lebih resah kalau anaknya tidak bisa matematika atau bahasa Inggris, ketimbang tidak tahu Al-Quran. Padahal, itu adalah keluarga Muslim. Padahal, sebagai orang Islam, kita harus yakin, hanya Al-Quran lah sebagai petunjuk hidup kita.

Ketika zaman semakin berputar mengikuti arus syahwat manusia, selayaknya lah kita sebagai orang Islam (mungkin) harus mulai kembali menanamkan azam dan niat, tekad dan keinginan untuk mulai menghafal Al-Quran.

Dan untuk memudahkan menghafalnya, ada beberapa teknik dan persiapan yang khusus yang bisa dipakai. Beberapa di antaranya:

* lkhlaskan niat dan bersabar
* Jangan lupa baca basmillah dulu
* Berdoa kepada Allah swt
* Bersih dari hadas kecil dan besar
* Sebaiknya menghadap kiblat
* Memakai pakaian putih yang bersih dan menutup aurat
* Jangan banyak berkata dan ketawa ketika membaca dan menghafal
* Memberikan perhatian sepenuhnya
* Jangan membaca ketika mengantuk atau menguap
* Berhenti membaca ketika ingin buang angin
* Salat dua rakaat sebelum memulai

SEBELUM MENGHAFAL

1. Mempunyai azam dan minat untuk menghafal
2. Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal
3. Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal
4. Berada dalam keadaan tenang
5. Tenangkan pikiran sebelum menghafal
6. Pilih sebuah jenis mushaf dan jangan ubah dengan jenis mushaf lain
7. Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal

TEKNIK-TEKNIK MENGHAFAL

A. Teknik "Chunking” (potongan-potongan)

* Mengelompokan ayat yang panjang dalam beberapa bagian yang memang sesuai mengikuti arahan guru atawa ustadz, jika belajar bersama mereka
* Mengelompokan awal surat pada beberapa bagian (2 atau 3 bagian) yang sesuai
* Mengelompokan surat dalam beberapa bagian, contohnya mengikut pertukaran cerita
* Mengelompokan juz kepada beberapa bagian mengikut surah, hizib, rubu', cerita dan sebagainya
* Mengelompokan kelompok surah, setiap 10 juz dan sebagainya

B. Teknik Mengulang

* Membaca sepotong atau sebagian ayat sekurang-kurangnya lima kali sebelum mulai menghafalnya
* Membaca ayat yang telah dihafal berulang-ulang kali (10 atau lebih)
* sebelum berpindah ke ayat seterusnya
* Selepas menghafal setiap setengah halaman, harus diulang beberapa kali sebelum diteruskan bagian yang setengah halaman lagi
* Sebelum menghafal bagian Al-Qur'an seterusnya, harus diulang bagian yang sebelumnya.

C. Teknik Menghafal Dengan Teman

* Pilih seorang teman yang sama-sama berminat
* Orang pertama membaca dan disimak oleh orang kedua
* Orang kedua membaca dan disimak oleh orang pertarna
* Saling menyebut ayat antara satu sama lain

E. Teknik Mendengar Kaset/CD

* Pilih seorang qari yang baik bagi seluruh Alquran atau beberapa qari bagi surah-surah tertentu
* Sebelum mulai menghafal, dengar bacaan ayat-ayat yang ingin dihafal beberapa kali
* Amati cara, lagu dan tempat berhenti bacaan qari tersebut sehingga terpahat di pikiran
* Mulai menghafal ayat-ayat tersebut dengan cara dan gaya qari tersebut
* Sentiasa mendengar kaset/CD bacaan Alquran dan kurangi atau tinggalkan mendengerkan lagu-lagu kerana akan mengganggu penghafalan

F. Teknik Merekam

* Rekam bacaan kita di dalam kaset dan dengarkan lagi untuk memastikan bacaan dan hafalan yang betul
* Bagi kanak-kanak, rekam bacaan ibu-bapa atau guru kemudian diikuti oleh bacaan kanak-kanak tersebut
* Minta kanak-kanak tersebut mendengar kembali rekaman tersebut beberapa kali hingga menghafalnya

G. Teknik Menulis

* Tulis kembali surat yang telah dihafal. Kemudian cek lagi dengan mushaf.
* Menulis setiap ayat pertama awal surat, atau setiap rubu', atau setiap juz, atau setiap surah dalam sehelai kertas.

MEMELIHARA HAFALAN

1. Jauhi maksiat mata, maksiat telinga dan maksiat hati
2. Banyak berdoa, terutama waktu mustajab doa seperti ketika berbuka puasa, ketika dalam perjalanan, selepas azan dan lain-lain lagi
3. Menetapkan kadar bacaan setiap hari, contohnya, selembar, setengah juz, 1 juz dan sebagainya
4. Membaca pada waktu pagi dan mengulangnya pada waktu malam
5. Jangan membaca ketika sedang bosan, marah atau ngantuk
6. Menulis setiap ayat yang mutasyabih

Tuesday, May 10, 2011

Keistimewaan Alquran

Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan kitab-kitab sebelumnya diantaranya ialah:

* Al-Qur’an merupakan kitab yang syamil yang mencakup seluruh ajaran Tuhan yang ada pada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah:48 “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”.

Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah swt memerintahkan kepada nabi supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini dengan menggunakan hukum dari al-Qur’an, baik orang-orang yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah swt. diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka. Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt. Allah berfirman dalam surat as-Syura:13

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”

* Ajaran-ajaran yang termuat dalam al-Qur’an adalah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah kitab al-Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.Allah berfirman dalam surat fusshilat:41-42“Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”.Dan juga firman-Nya dalam surat al-Hijr:9“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”Adapun tujuan menjaga dan melindungi al-Qur’an dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah swt dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

* Kitab Suci al-Qur’an yang dikehendaki oleh Allah akan kekekalannya, tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat al-Qur’an Sebabnya tidak lain karena al-Qur’an adalah firman Allah swt, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan ciptaan Allah swt pula. Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain.

* Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam al-Qur’an. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.Firman Allah dalam surat Fushilat:53“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

* Allah swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu al-Qur’an sengaja diturunkan oleh Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapapun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

Ilmu Alquran menurut Wikipedia

Ilmu al-Qur'an atau 'Ulumul Qur'an adalah pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Qur'an. Sebagian pokok-pokok pembahasan ilmu al-Qur'an dapat ditinjau dari segi turunnya ayat, urut-urutan ayat, pengumpulan ayat, penulisan ayat, pembacaan ayat, tafsir ayat, i'jaz, nasikh dan mansukh, atau bantahan terhadap hal yang menyebabkan keraguan terhadap al-Qur'an. Menurut az-Zaqrani, Ilmu al-Qur'an terdiri dari ilmu Auqat wa Mawathin an-Nuzul, Asbabun-nuzul, Tawarikh an-Nuzul, Adabi Tilawat al-Qur'an, Tajwid al-Qur'an, Fawatih as-Suwar, Qira'at al-Qur'an, Rasm al-Qur'an, Gharib al-Qur'an, I'rab al-Qur'an, Bada'i al-Qur'an, Ma'rifatil Muhkam wa al-Mutasyabih, Naskh wa al-Mansukh, Tanasubi Ayat al-Qur'an, Wujh wa an-Nazha'ir, Amsal al-Qur'an, Jidal al-Qur'an, Qasas al-Qur'an, Aqsam al-Qur'an, I'jaz al-Qur'an, dan Tafsir al-Qur'an. Imam as-Suyuti memperluas ilmu al-Qur'an degan ilmu alam, Handasah, kedokteran, dan lainnya.

‘Ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an)

Kajian tentang Al-Qur’an memerlukan banyak ragam ilmu, yang disebut sebagai ‘ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an). Menghormati adanya ilmu-ilmu tersebut dan para ahlinya sangatlah penting agar kita tidak terjatuh kedalam kesalahan dan bahkan penyimpangan ketika berusaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Ini sangat penting teutama di zaman sekarang ini dimana pemahaman kebanyakan masyarakat muslim, bahkan yang biasa disebut sebagai kalangan terpelajar, terhadap agamanya sangatlah lemah. Bahkan dalam hal-hal yang sangat mendasar dan aksiomatik telah terjadi penjungkirbalikan pemahaman dari yang semestinya.

Dalam mengkaji makna ayat-ayat Al-Qur’an, kita harus merujuk pada kitab-kitab tafsir yang telah diakui, sehingga kita akan mendapakan pemahaman yang benar dan tidak terjatuh kedalam kesalahan dan penyimpangan pemahaman. Sebaliknya, kita juga tidak boleh jatuh kedalam fobia atau ketakutan yang berlebihan intuk dekat dengan Al-Qur’an dan senantiasa berusaha untuk memahaminya, sehingga tidak berusaha untuk mempelajari kendungannya yang amat luas dan dalam kecuali sekedar membacanya saja.

1. Ilmu Tajwid dan Tilawah
2. Ilmu Tafsir :
* Sejarah perkembangan ilmu tafsir
* Macam-macam atau jenis-jenis tafsir
* Metodologi/ kaidah-kaidah dan rambu-rambu dalam menafsirkan Al-Qur’an
* Syarat-syarat seorang mufassir
* Para ulama tafsir
* Kitab-kitab tafsir
3. Ilmu Sejarah Al-Qur’an
4. Ilmu Qiro’at (versi-versi bacaan Al-Qur’an)
5. Ilmu Asbabun Nuzul (latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an)
6. Ilmu Nasikh dan Mansukh
7. Ilmu Muhkam dan Mutasyabih
8. Ilmu ‘Am dan Khash
9. Ilmu Muthlaq dan Muqayyad
10. Ilmu Manthuq dan Mafhum
11. Ilmu Makki dan Madani
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an (kemukjizatan Al-Qur’an)
13. Ilmu Amtsal Al-Qur’an (perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur’an)
14. Ilmu Aqsam Al-Qur’an (sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an)
15. Ilmu Jadal Al-Qur’an (perdebatan-perdebatan dalam Al-Qur’an)
16. Ilmu Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah dalam Al-Qur’an)
17. Ilmu Terjemah Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an Dapat Tingkatkan Prestasi Akademis

Menghafal Al-Qur’an Dapat Tingkatkan Prestasi Akademis

Yuk! Menghafal Qur'an

Orang yang terbiasa menghafal al-Qur’an, maka ia akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar menata dan mengatur hidupnya.

Para akademisi dan spesialis sependapat bahwa menghafal al-Qur’an memiliki efek yang baik dalam pengembangan keterampilan dasar pada siswa, serta dapat meningkatkan pendidikan dan prestasi akademis.

Dr. Abdullah Subaih, profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh, menyerukan kepada para pelajar agar mengikuti halaqoh-halaqoh menghafal al-Qur’an. Ia juga menegaskan bahwa hafalan al-Qur’an tersebut dapat membantu untuk konsentrasi dan merupakan syarat mendapatkan ilmu.

Ia juga menambahkan bahwa semua ilmu pengetahuan, baik itu ilmu kedokteran, matematika, ilmu syari’ah, ilmu alam dan lain sebagainya, membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam meraihnya. Dan bagi orang yang terbiasa menghafalkan al-Qur’an, ia akan terlatih dengan konsentrasi yang tinggi.

Menurutnya, sel-sel otak itu seperti halnya dengan anggota tubuh yang lainnya, yakni harus difungsikan terus. Orang yang terbiasa menghafal, maka sel-sel otak dan badannya aktif, dan menjadi lebih kuat dari orang yang mengabaikannya.

Dr. Subaih juga menjelaskan bahwa orang yang terbiasa menghafal al-Qur’an, maka ia akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar mengatur hidupnya. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan dalam merencanakan tujuan hidup, serta meraihnya.

Jadi, tunggu apalagi?? Yuk kita mulai menghafal Qur’an sekarang !!

diadaptasi dari : hidayatullah.com

Urutan turunnya Surah Alquran

Urutan Turun No. Surat Nama Surat Jumlah Ayat Tempat Turun
1 96 Al-'Alaq 19 Makkiyah
2 68 Al-Qalam 52 Makkiyah
3 73 Al-Muzzammil 20 Makkiyah
4 74 Al-Muddatstsir 56 Makkiyah
5 1 Al-Faatihah 7 Makkiyah
6 111 Al-lahab 5 Makkiyah
7 81 At-Takwiir 29 Makkiyah
8 87 Al-A'laa 19 Makkiyah
9 92 Al-Lail 21 Makkiyah
10 89 Al-Fajr 30 Makkiyah
11 93 Adh-Duhaa 11 Makkiyah
12 94 Al-insyirah 8 Makkiyah
13 103 Al-'Ashr 3 Makkiyah
14 100 Al-'Aadiyaat 11 Makkiyah
15 108 Al-Kautsar 3 Makkiyah
16 102 At-Takaatsur 8 Makkiyah
17 107 Al-Maa'uun 7 Makkiyah
18 109 Al-Kaafiruun 6 Makkiyah
19 105 Al-Fiil 5 Makkiyah
20 113 Al-Falaq 5 Makkiyah
21 114 An-Naas 6 Makkiyah
22 112 Al-Ikhlas 4 Makkiyah
23 53 An-Najm 62 Makkiyah
24 80 Abasa 42 Makkiyah
25 97 Al-Qadr 5 Makkiyah
26 91 Asy-Syams 15 Makkiyah
27 85 Al-Buruuj 22 Makkiyah
28 95 At-Tiin 8 Makkiyah
29 106 Quraisy 4 Makkiyah
30 101 Al-Qaari'ah 11 Makkiyah
31 75 Al-Qiyaamah 40 Makkiyah
32 104 Al-Humazah 9 Makkiyah
33 77 Al-Mursalaat 50 Makkiyah
34 50 Qaaf 45 Makkiyah
35 90 Al-Balad 20 Makkiyah
36 86 Ath-Thaariq 17 Makkiyah
37 54 Al-Qamar 55 Makkiyah
38 38 Shaad 88 Makkiyah
39 7 Al-A'raaf 206 Makkiyah
40 72 Al-Jin 28 Makkiyah
41 36 Yaasiin 83 Makkiyah
42 25 Al-Furqaan 77 Makkiyah
43 35 Faathir 45 Makkiyah
44 19 Maryam 98 Makkiyah
45 20 Thaahaa 135 Makkiyah
46 56 Al-Waaqi'ah 96 Makkiyah
47 26 Asy-Syu'araa' 227 Makkiyah
48 27 An-Naml 93 Makkiyah
49 28 Al-Qashash 88 Makkiyah
50 17 Al-Israa' 111 Makkiyah
51 10 Yunus 109 Makkiyah
52 11 Huud 123 Makkiyah
53 12 Yusuf 111 Makkiyah
54 15 Al-Hijr 99 Makkiyah
55 6 Al-An'am 165 Makkiyah
56 37 Ash-Shaaffat 182 Makkiyah
57 31 Luqman 34 Makkiyah
58 34 Saba ' 54 Makkiyah
59 39 Az-Zumar 75 Makkiyah
60 40 Al-Mu'min 85 Makkiyah
61 41 Fushshilat 54 Makkiyah
62 42 Asy-Syuura 53 Makkiyah
63 43 Az-Zukhruf 89 Makkiyah
64 44 Ad-Dukhaan 59 Makkiyah
65 45 Al-Jatsiyaah 37 Makkiyah
66 46 Al-Ahqaaf 35 Makkiyah
67 51 Adz-Dzariyaat 60 Makkiyah
68 88 Al-Ghaasyiyah 26 Makkiyah
69 18 Al-Kahfi 110 Makkiyah
70 16 An-Nahl 128 Makkiyah
71 71 Nuh 28 Makkiyah
72 14 Ibrahim 52 Makkiyah
73 21 Al-Anbiyaa' 112 Makkiyah
74 23 Al-Mu'minuun 118 Makkiyah
75 32 As-Sajdah 30 Makkiyah
76 52 At-Thuur 49 Makkiyah
77 67 Al-Mulk 30 Makkiyah
78 69 Al-Haaqqah 52 Makkiyah
79 70 Al-Ma'aarij 44 Makkiyah
80 78 An-Naba' 40 Makkiyah
81 79 An-Nazi'at 46 Makkiyah
82 82 Al-Infithaar 19 Makkiyah
83 84 Al-Insyiqaaq 25 Makkiyah
84 30 Ar-Ruum 60 Makkiyah
85 29 Al-'Ankabuut 69 Makkiyah
86 83 Al-Muthaffifiin 36 Makkiyah
87 2 Al-Baqarah 286 Madaniyah
88 8 Al-Anfaal 75 Madaniyah
89 3 Ali 'Imran 200 Madaniyah
90 33 Al-Ahzab 73 Madaniyah
91 60 Al-Mumtahanah 13 Madaniyah
92 4 An-Nisaa' 176 Madaniyah
93 99 Al-Zalzalah 8 Madaniyah
94 57 Al-Hadiid 29 Madaniyah
95 47 Muhammad 38 Madaniyah
96 13 Ar-Ra'du 43 Makkiyah
97 55 Ar-Rahmaan 78 Makkiyah
98 76 Al-Insaan 31 Madaniyah
99 65 Ath-Thalaaq 12 Madaniyah
100 98 Al-Bayyinah 8 Madaniyah
101 59 Al-Hasyr 24 Madaniyah
102 24 An-Nuur 64 Madaniyah
103 22 Al-Hajj 78 Madaniyah
104 63 Al-Munaafiquun 11 Madaniyah
105 58 Al-Mujaadilah 22 Madaniyah
106 49 Al-Hujuraat 18 Madaniyah
107 66 At-Tahriim 12 Madaniyah
108 64 At-Taghaabun 18 Madaniyah
109 61 Ash-Shaff 14 Madaniyah
110 62 Al-Jumu'ah 11 Madaniyah
111 48 Al-Fath 29 Madaniyah
112 5 Al-Maa-idah 120 Madaniyah
113 9 At-Taubah 129 Madaniyah
114 110 An-Nashr 3 Madaniyah

Referensi : Revelation Order of the Qur’an

Pengetahuan Alquran

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia.

Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.

Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:

"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)

Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)

"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)

Memahami Huruf Pembuka Surah Al-Qur’an

”Sesungguhnya, bagi setiap kitab ada sari patinya dan sari pati kitab (Al-Qur’an) ini adalah huruf-huruf ejaannya.”

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung berbagai petunjuk bagi umat manusia (Albaqarah [2]: 2, 185; Al-A’raf [7]: 203; Fushilat [41]: 44; Al-Isra [17]: 9) dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi (QS Albaqarah [2]: 30; Annaml [27]: 62; Fathir [35]: 39; Al-A’raf [7]: 129; dan Shaad [38]: 26), agar manusia tidak tersesat dan senantiasa berada di jalan yang lurus (Alfatihah [1]: 5; Azzumar [39]: 23; Asysyura [42]: 52; Al-An’am [6]: 153; Lukman [31]: 32; Almaidah [5]: 16).

Al-Qur’an juga merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW bagi umat manusia. Tak ada keraguan sedikit pun dalam Al-Qur’an (AlBaqarah [2]: 2, 23; Yunus [10]: 37; Hud [11]: 17, 110; Al-An’am [6]: 114; Assajdah [32]: 2). Dan, bagi yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an, Allah menantang mereka untuk mendatangkan beberapa surat atau ayat yang serupa dengan Al-Qur’an (Albaqarah [2]: 23). Dan, kendati mereka membawa sejumlah penolong (selain Allah), pastilah mereka tidak akan sanggup untuk membuatnya.

Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan. Di dalamnya dibahas berbagai hal, baik akidah, ibadah, akhlak, maupun ilmu pengetahuan lainnya, seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, dan sebagainya. Andai manusia itu menulis sejumlah ilmu Allah, mereka tidak mampu menuliskannya. Karena, ilmu Allah sangat luas (Albaqarah [2]: 255; Almu’min [40]: 7; Almulk [67]: 1) dan tidak ada yang cacat sedikit pun (Al-Mulk [67]: 4). Bahkan, andaikan lautan atau samudra dijadikan tinta niscaya manusia tidak akan mampu menuliskannya kendati ditambahkan tujuh lautan lagi (Alkahfi [18]: 109, Luqman [31]: 27).

Karena itu, tak ada kitab suci yang serupa dengan Al-Qur’an. Bahkan, dalam hal bacaannya, gunung-gunung pun turut berguncang karena kebesaran dan kemukjizatannya. ”Dan, sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi menjadi terbelah atau oleh karena itu orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah itu hanya Al-Qur’an saja). Sebenarnya, segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Sesungguhnya, Allah tidak menyalahi janji.” (Arra’du [13]: 31).

Bahkan, kulit pun akan gemetar dengan bacaan Al-Qur’an karena takut kepada Allah (Azzumar [39]: 23). ”Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah. Dengan kitab itu, Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, barang siapa yang disesatkan Allah niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.”

Al-Qur’an adalah samudra ilmu. Ia tak akan pernah habis dibahas dan digali. Keistimewaan Al-Qur’an tak hanya dari kandungan isinya yang meliputi segala hal. Dalam gaya bahasa (uslub) atau gramatika (tata bahasa)-nya, Al-Qur’an juga memiliki kelebihan.

Bahkan, dalam bidang Ulum Al-Qur’an (ilmu-ilmu yang membahas Al-Qur’an), sudah banyak dibahas oleh para ulama dan sarjana masa lalu, termasuk pada sahabat Rasulullah SAW hingga ilmuwan masa kini, yang berupaya menggali kandungan isi Al-Qur’an. Ada yang mencoba mengelaborasi dan melakukan eksplorasi lewat perspektif keimanan, historis, bahasa dan sastra, pengkodifikasian, kemukjizatan, penafsiran, serta telaah kepada huruf-hurufnya.

Kondisi semacam itu bukan hanya merupakan artikulasi tanggung jawab seorang Muslim untuk memahami bahasa-bahasa agamanya. Namun, sudah berkembang kepada nuansa lain yang menitikberatkan pada studi yang bersifat ilmiah, yang memberikan kontribusi dalam perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Kalangan sarjana Barat banyak yang melibatkan diri dalam pengkajian Al-Qur’an dengan motivasi dan latar belakang kultural atau intelektual yang berbeda-beda.

Fawatih al-suwar
Al-Qur’an, dari mana pun menggali dan memahaminya, ia selalu memberikan pemahaman yang sangat komprehensif dan menyeluruh. Baik kandungan isinya, jumlah surah, kombinasi ayat-ayatnya, maupun keseimbangan huruf-huruf Al-Qur’an, menunjukkan keistimewaan yang sangat mengagumkan antara ayat yang satu dan yang lain, mereka saling berkaitan.

Salah satu di antaranya adalah surah-surah yang dimulai dengan huruf inisial yang dikenal dengan nama ayat-ayat Fawatih al-Suwar (pembuka surah). Seperti surah yang dimulai dengan inisial huruf Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Tha Ha, Ha Mim, Shad, Qaf, Nun, Ya Sin, Tha Sin Mim, dan sebagainya.

Al-Qur’an yang terdiri atas 114 surat, yang diawali dengan beberapa macam pembukaan (Fawatih al-Suwar), di antara macam pembuka surah yang tetap aktual pembahasannya hingga sekarang ini adalah huruf muqaththa’ah. Surah-surah yang termasuk kategori ini dimulai dengan huruf inisial, seperti surah yang dimulai dengan huruf Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Tha Ha, Ha Mim, Shad, Qaf, Nun, Ya Sin, Tha Sin Mim, dan sebagainya.

Menurut sejumlah pakar matematika Islam, huruf-huruf yang terdiri atas huruf-huruf alfabet (hijaiyah) ini, selain mandiri, juga mengadung banyak kemisteriusan yang belum tergali secara optimal. Karena itu, ia sangat istimewa sebab hanya ditemukan pada surah-surah tertentu dan menggunakan inisial huruf tertentu pula.

Ibnu Abi Al-Asba’ dalam kitabnya Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih membagi beberapa kategori dari huruf-huruf inisial yang membuka surah tersebut. Pertama, pujian terhadap Allah SWT yang dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah terdapat pada 29 surah. Ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surah. Lima seruan ditujukan kepada rasul secara khusus. Dan, lima yang lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah) terdapat dalam 23 surah. Kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam) terdapat dalam 15 surah.

Menurut As-Suyuti dalam Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, pembukaan-pembukaan surah (awail Al-suwar) atau huruf-huruf potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Karena itu, pengetahuan yang benar tentang ayat-ayat atau huruf-huruf tersebut hanya dimiliki Allah yang Maha Mengetahui. As-Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih).

Ibnu Al-Munzir meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan surah, ia mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA. Ia berkata, ”Sesungguhnya, bagi setiap kitab ada sari patinya dan sari pati kitab (Al-Qur’an) ini adalah huruf-huruf ejaannya.”

Hal yang sama juga diungkapkan Abu Bakar Al-Shiddiq RA. Menurut khalifah pertama ini, ”Pada setiap kitab, ada rahasia dan rahasianya dalam Al-Qur’an adalah permulaan-permulaan surahnya.”

Karena itu, hanya orang-orang berakal yang bisa mengambil pelajaran. Wa Allahu A’lam. sya/berbagai sumber

Sumber: Dialog Jum’at Harian Republika 23/8/09

Monday, May 2, 2011

Tentang Ilmu-ilmu Alquran

Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil melalui penerimaan dari riwayat kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadis selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran tafsir bil ma’tsur {tafsir berdasarkan riwayat} lalu diikuti oleh at-tafsir bir ra’yi {tafsir berdasarkan penalaran}.

Di samping ilmu tafsir lahir pula karangan yg berdiri sendiri mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu yg berhubungan dgn Alquran dan hal ini sangat diperlukan oleh seorang mufassir .

Ali bin al-Madini yg merupakan guru Bukhari menyusun karangan tentang asbaabun-nuzuul. Abul Ubaid al-Qasim bin Salam menulis Naasikh wal-Mansuukh dan Qira-at.

Ibnu Qutaibah menyusun tentang problematika quran {Musykilaatul Qur’an}. Mereka semua termasuk ulama abad ke-3 Hijriah.

Muhammad bin Khalaf bin Marzaban menyusun Al-Haawi wa-Uluumil Quraan.

Abu Muhammad bin Qasim al-Anbari juga menulis tentang ilmu-ilmu Alquran.

Abu Bakar as-Sijistani menyusun Ghariibul Qur’an.

Muhammad bin Ali al-Adfawi menyusun Al-Istighna’ fii ‘Uluumil Qur’an.

Mereka ini adl ulama-ulama abad ke-4 Hijriah.

Dan sesudah itu kegiatan karang-mengarang dalam ilmu Alquran terus berlangsung.

Abu Bakar al-Baqalani menyusun I’jaazul Qur’an dan Ali Ibrahim bin Said al-Hufi menulis I’rabul Qur’an. Al-Mawardi {wafat 450 H} mengenai tamsil-tamsil dalam Quran . Al-Izz bin Abdussalam tentang majaz dalam Alquran. Alamudin as-Sakhawi {wafat 643 H} menulis mengenai ilmu qiraat dan Aqsaamul quraan. Setiap penulis dalam karangannya itu menulis bidang dan pembahasan tertentu yg berhubungan dgn ilmu-ilmu Quran.

Syekh Muhammad Abdul Aziz az-Zarqani menyebutkan dalam kitabnya Manaahilul ‘Irfaan fii Uluumil Qura’an bahwa ia telah menemukan dalam perpustakaan Mesir sebuah kitab yg ditulis oleh Ali bin Said yg terkenal dgn Al-Hufi judulnya Al-Burhaan fii Uluumil Qura’an yg terdiri dari 30 jilid. Dari ke-30 jilid itu ada 15 jilid yg tidak tersusun dan tidak berurutan.

Pengarang membicarakan ayat-ayat Alquran menurut tertib mushaf. Dia membicarakan ilmu-ilmu Alquran yg terkandung ayat itu secara sendiri masing-masing diberi judul sendiri pula dan judul yg umum disebutkan dalam ayat dgn menuliskan alqaul fii qaulihi ‘Azza wa Jalla {pendapat mengenai firman Allah } lalu disebutnya ayat itu. Kemudian di bawah judul ini dicantumkan alqaul fii al-Ii’rab . Di bagian ini ia membicarakan ayat dari sisi nahwu dan bahasa. Selanjutnya al-qaul fil ma’na wat tafsiir . Di sini ia jelaskan ayat itu berdasarkan riwayat dan penalaran. Setelah itu al-qaul fil waqfi wal tamam . Di sini ia menjelaskan tentang waqaf yg diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

Terkadang qira’at diletakkan dalam judul tersendiri yg disebutnya dgn al-qaul fil qira’at . Kadang ia berbicara tentang hukum-hukum yg diambil dari ayat ketika ayat dibacakan.

Dengan metode seperti ini Al-Hufi dianggap sebagai orang pertama yg membukukan ulumul qur’an meskipun pembukuannya memakai cara tertentu seperti disebutkan tadi. Ia wafat pada tahun 330 Hijriah.

Kemudian Ibnul Jauzi mengikutinya dgn menulis sebuah kitab berjudul Fununul Afnan fi Ajaa’ibi Uluumil Qur’an. Lalu tampil Badrudin az-Zarkasyi menulis sebuah kitab dgn judul Al-Burhan fi Uluumil Qur’an Jalaaludin al-Baqini memberikan tambahan atas Al-Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi’ul Uluum min Maawaqi’in Nujum Jalaludin as-Suyuti juga kemudian menyusun kitab yg terkenal Al-Itqan fi Uluumil Qura’an.

Kepustakaan ilmu-ilmu Quran pada masa kebangkitan modern tidaklah lbh kecil daripada nasib ilmu-ilmu yg lain. Orang-orang yg menghubungkan diri dgn gerakan pemikiran Islam telah mengambil langkah yg positif dalam membahas kandungan Quran dgn metode baru pula seperti I’jaazul Qura’an yg ditulis oleh Mustafa Sadiq ar-Rafi’i kitab At-Taswiirul Fanni fil Qur’an dan Masyaahidul Qiyamah fil Qur’an oleh Sayyid Qutb Tarjamatul Qur’an oleh Syekh Mustafa al-Maraghi yg salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-Khatib Mas’alatu Tarjaamatil Qur’an oleh Mustafa Sabri An-Naba’ul Azim oleh Dr. Muhammad Abdullah Daraz dan Mukadimah Tafsir Mahasinut Ta’wil oleh Jalaaludin al-Qasimi.

Syekh Tahir al-Jazairi menyusun sebuah kitab dgn judul At-Tibyaan fii Uluumil Qur’an. Syekh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhaajul Furqaan fii Uluumil Qur’an yg berisi pembahasan yg sudah ditentukan utk fakultas usuludin di Mesir dgn spesialisasi dakwah dan bimbingan masyarakat. Kemudian hal itu juga diikkuti oleh muridnya Muhammad Abdul Azim az-Zarqani yg menyusun Manaahilul ‘Irfaan fi Uluumil Quran. Kemudian Syekh Ahmad Ali menyusun Muzakkirat Uluumil Qur’an yg disampaikan kepada para mahasiswanya di fakultas usuludin jurusan dakwah dan bimbingan masyarakat. Akhirnya muncul Mabaahits fii Uluumil Qur’an oleh Dr. Subhi as-Shaleh.

Juga Ustad Ahmad Muhammad Jamal menulis beberapa studi sekitar masalah ma’idah dalam Quran.

Pembahasan-pembahasan tersebut dikenal dgn sebutan uluumul quran dan kata ini kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.

Kata ulum jamak dari kata ilmu. Ilmu berarti al-fahmu wal idrak {paham dan menguasai}. Kemudian arti kata ini berubah menjadi masalah-masalah yg beraneka ragam yg disusun secara ilmiah.

Jadi yg dimaksud dgn ulumul quran ialah ilmu yg membahas masalah-masalah yg berhubungan dgn Quran dari segi asbabunnuzul {sebab-sebab turunnya Quran} pengumpulan dan penertiban Quran pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah an-nasikh wal-mansukh al-muhkam wal-mutasyaabih dan lain sebagainya yg berhubungan dgn Alquran.

Terkadang ilmu ini juga dinamakan usuulut tafsir krn yg dibahas berkaitan dgn beberapa masalah yg harus diketahui oleh seorang mufasir sebagai sandaran dalam menafsirkan Alquran.

Sumber Studi Ilmu-Ilmu Quran terjemahan dari Mabaahits fii ‘Uluumil Quraan Manna’ Khaliil al-Qattaan.

sumber file al_islam.chm