Mari Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Sebaik-baik Kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya

Belajar Alquran Yukkk

Hiasilah rumahmu dengan bacaan Alquran

Menghafal Alquran Yuuuuk

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Mari Menghafal Alquran

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Ayo Menghafal Alquran

Hiasilah lisanmu dengan dzikir dan membaca Alquran

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti.

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti..

Ayo Menghafal Alquran

Mari Menghafal Alquran karena Alquran akan memberi syafaat di Hari Kiamat nanti..

Friday, June 3, 2011

Fadhilah Menghafal al-Quran

Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Al Quran adalah kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah, Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Qur’an) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)

Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Rabb-mu (Al Quran) (QS. Al Kahfi : 27)

Dan firman-Nya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al Quran)… (QS. Al Ankabut : 45)

Dan firman-Nya: Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini (Mekah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. * Dan supaya aku membacakan al-Qur’an (kepada manusia). “. (QS. an-Naml: 91-92)

Seseorang yang berpegang teguh pada Al Qur’an, sebagai modal kekuatan pegangan dan landasan filsafat hidup maka orang itu akan mampu tegar, tidak gampang menyerah, sigap dalam menentukan sikap, dan tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh ketidakpastian situasi, tidak mudah terpengaruh oleh prinsip hidup lain, hal itu karena prinsip dalam kepribadiannya sudah mantap dan semua itu akan tercermin dalam sikapnya dalam menyelesaikan persoalan hidup

Alangkah indahnya hidup kita, bila kita tidak hanya sekedar bisa membaca Al Quran, tetapi juga menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak hadits Rasulullah Saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah Swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda: “Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih)

Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur’an (Keutamaan menghafal Qur’an) :

Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)
Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim)
Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al
Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
“Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun alaih)
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At Turmudzi).
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an, “Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat’” (HR. Bukhari)

Begitu banyak keutamaan menghafal Al Quran, tapi karena kesibukan dunia dan segala pesonanya yang menggoda, membuat kita jadi malas melakukannya, karena itu mulai sekarang, sebaiknya kita mulai meluangkan waktu untuk mulai kembali menghafal Al Quran (termasuk diri saya).

Mari Membaca dan Mempelajari al-Quran

Membaca dan mempelajari Al Qur’an adalah amalan yang diajarkan oleh Rasulullah sas kepada kaum muslimin. Didalamnya ada petunjuk bagi muslimin dalam menjalani kehidupan di dunia ini, baik masalah ibadah maupun mu’amalah untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Dan muslimin yang terbaik adalah yang mau mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an sebagaimana Sabda Nabi sas:

Dari Utsman bin ‘Affan ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: ”Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” HR Bukhari.

Bagi orang yang mau membacanya atau menghafalkannya tentu ada kebaikan dan keutamaan yang akan dia dapatkan, sebagaimana sabda Nabi sas:

Dari Abi Umamah ra dia berkata: aku telah mendengar Rasulullah sas bersabda: “Bacalah Al Qur’an karena pada hari kiamat nanti dia (Al Qur’an) akan menjadi syafa’at bagi pelaku-pelakunya.” HR Muslim.

Kata-kata bacalah bisa membaca dengan teks atau tanpa teks yakni dengan menghafal sebagaimana hadits tentang turunnya wahyu pertama diana disebutkan bahwa malaikat Jibril memerintahkan kepada Nabi sas untuk membaca dengan ucapan ???????, padahal Nabi sas belum mempunyai lembaran-lembaran yang bertuliskan Al Qur’an dan beliau adalah seorang Nabi yang ummi, tidak mengerti baca tulis.

Syafa’at adalah permintaan pertolongan. Dan yang dimaksud dalam hadits di atas adalah bahwa Al Qur’an akan memintakan pertolongan untuk orang yang membaca, menghafal dan mengamalkan isinya, kepada Allah.

Para penghafal Al Qur’an adalah orang-orang khusus yang Allah sebut sebagai ahli-Nya.

….dari Annas bin Malik ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: “Sesungguhnya bagi Allah itu keluarga.” Ditanyakan, siapakah mereka itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: “ Ahlul Qur’an. Mereka itu keluarga Allah dan orang-orang khusus (istimewa) bagi-Nya.” (HR Ahmad, Ibnu Majjah, Ad-Darimi, Hakim, Nasai)

Kebaikan menghafal Al Qur’an tidak hanya diperuntukkan bagi penghafalnya saja, melainkan kebaikan itu juga akan dianugerahkan kepada orang tuanya.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Amr bin Sarh, telah bercerita kepada kami Ibnu Wahhab, telah menghabariku Yahya bin Ayyub dari Zabban bin Fa’id dari Sahl bin Muadz Al-Juhani dari bapaknya : bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : ”barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, maka pada hari kiamat Allah akan memakaikan mahkota kapada orang tuanya yang sinarnya itu lebih terang dari sinar matahari ketika menyinari rumah-rumah kalian di dunia. Lantas apa persangkaan kalian tentang orang yang mengamalkan Al-Qur’an ini?.” (Aunul Ma’bud, Sarah Sunan Abi Daud, jz. 4, bab 345, hlm. 229, no. 1450)

Bagi pembaca atau penghafal Al Qur’an tentulah banyak kebaikan.

Telah menceritakan kepada kami Abu Amir, yaitu Qabishah : telah mengabari kami Sufyan dari ’Atha’ bin As-Sa’ibi dari Abil Ahwashi dari Abdillah, dia berkata: ”Pelajarilah oleh kalian Al-Qur’an ini, sesungguhnya kalian akan diganjar dengan sebab membacanya, untuk setiap huruf (mendapat) sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi untuk setiap huruf alif, lam, dan mim, untuk setiap huruf (mendapat) sepuluh kebaikan”.

Allah melarang orang dari sifat iri, ingin memiliki sesuatu milik orang lain. Tetapi Allah membolehkan iri atas para penghafal Qur’an karena kelebihannya.

….bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar rah berkata, aku mendengar Rasulullah sas bersabda: “ Tidak (boleh) iri kecuali atas dua perkara. (Yaitu) seseorang yang Allah berikan kepadanya (kemampuan membaca dan menghafal) Al Kitab (Al Qur’an) dan dia mengamalkannya malam dan siang. Dan seseorang yang Allah berikan kepadanya harta dan dia bersedekah dengannya malam dan siang.” (HR Bukhari)

Ada banyak riwayat yang menyebutkan kebaikan dan keutamaan bagi orang yang membaca surat-surat tertentu, diantaranya hadits berikut:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah sas bersabda: “ Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian (seperti) kuburan-kuburan. Sesungguhnya syaithon itu lari dari rumah yang dibacakan padanya surat Al Baqoroh.” HR Muslim.

Bagi penghafal Al Qur’an ada keutamaan tersendiri yang menjadikan mereka didahulukan dalam kebaikan daripada yang lainnya.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah bercerita pada kami Al-Laits dari Ibnu Syihab dari Abdirrahman bin Ka’ab bin Malik, bahwasannya Jabir bin Abdillah r.a telah menghabarinya bahwasannya Rasulullah saw. pernah mengumpulkan (menjadikan satu) antara dua laki-laki (yang syahid) di perang Uhud dalam satu kain. Kemudian beliau bersabda ((mana di antara mereka yang paling banyak mengambil (menghafal) Al-Qur’an)), lalu ketika ditunjukkan kepada beliau kepada salah satu (di antara mereka), beliau mendahulukannya dalam liang lahat dan bersabda: “Kelak pada hari kiamat aku akan menjadi saksi buat mereka.” Lalu beliau memerintahkan untuk mengubur mereka dengan darah-darah mereka tanpa dishalati dan dimandikan. (HR Bukhar)

…Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Sa’id Al-Asyajji yang keduanya (meriwayatkan) dari Abi Khalid, Abu Bakar berkata bahwa telah bercerita kepada kami Abu Khalid Al-Ahmari dari Al-A’masy dari Ismail bin Raja’ dari Aus bin Dlam’aj dari Abu Mas’ud r.a berkata : Rasulullah saw. bersabda : ((menjadi imam (untuk) suatu kaum adalah orang yang paling banyak bacaan (hafalan) Al-Qur’an, jika mereka itu sama dalam soal hafalan, maka di antara mereka yang paling tahu As-Sunnah, jika mereka sama tahu dalam soal As-Sunnah, maka orang yang paling dulu hijrah, jika mereka sama dalam soal hijrah, maka orang yang paling dulu masuk Islam, dan bener-bener jangan seseorang itu menjadi imam seseorang yang lain pada kekuasaannya ……..dst. (HR Muslim)

Bagi penghafal Al Qur’an ada jannah yang disediakan menurut hafalannya. Semakin banyak hafalan, semakin tinggi pula derajat jannah baginya.

…..dari Abdullah bin ‘Amr ra dari Nabi sas beliau bersabda: “ Dikatakan kepada Ahlul Qur’an (penghafal Al Qur’an) dihari kiamat, “Bacalah dan naiklah ke tingkatan-tingkatan (jannah). Dan tartillah sebagaimana engkau telah (membacanya) dengan tartil di dunia. Maka sesungguhnya tempatmu (di jannah) adalah (menurut) akhir ayat yang engkau baca.” HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi

Bahkan Rasulullah sas mencela orang yang tidak pernah membaca Al Qur’an.

Dari Ibnu Abbas ra dia berkata, Rasulullah sas bersabda: “Sesungguhnya orang yang di tenggorokannya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an itu seperti rumah yang roboh.” HR Tirmidzi

Orang yang tidak pernah membaca Al Qur’an itu hidupnya tidak bermanfaat/sia-sia seperti rumah yang roboh, tak berguna.

Masih banyak nash-nash yang mengabarkan kepada kita keutamaan dan keuntungan membaca dan menghafal Al Qur’an.

Wallahu a’lam.

Tuesday, May 24, 2011

Menghafal Alquran

Jiwa yang tak pernah dibacakan Al-Quran, seperti kuburan. Sepi, sendirian, dan kering-kerontang. Zaman ini, sedikit sekali orang-orang yang hafal Al-Quran. Kita bisa melihat, para orang tua lebih resah kalau anaknya tidak bisa matematika atau bahasa Inggris, ketimbang tidak tahu Al-Quran. Padahal, itu adalah keluarga Muslim. Padahal, sebagai orang Islam, kita harus yakin, hanya Al-Quran lah sebagai petunjuk hidup kita.

Ketika zaman semakin berputar mengikuti arus syahwat manusia, selayaknya lah kita sebagai orang Islam (mungkin) harus mulai kembali menanamkan azam dan niat, tekad dan keinginan untuk mulai menghafal Al-Quran.

Dan untuk memudahkan menghafalnya, ada beberapa teknik dan persiapan yang khusus yang bisa dipakai. Beberapa di antaranya:

* lkhlaskan niat dan bersabar
* Jangan lupa baca basmillah dulu
* Berdoa kepada Allah swt
* Bersih dari hadas kecil dan besar
* Sebaiknya menghadap kiblat
* Memakai pakaian putih yang bersih dan menutup aurat
* Jangan banyak berkata dan ketawa ketika membaca dan menghafal
* Memberikan perhatian sepenuhnya
* Jangan membaca ketika mengantuk atau menguap
* Berhenti membaca ketika ingin buang angin
* Salat dua rakaat sebelum memulai

SEBELUM MENGHAFAL

1. Mempunyai azam dan minat untuk menghafal
2. Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal
3. Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal
4. Berada dalam keadaan tenang
5. Tenangkan pikiran sebelum menghafal
6. Pilih sebuah jenis mushaf dan jangan ubah dengan jenis mushaf lain
7. Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal

TEKNIK-TEKNIK MENGHAFAL

A. Teknik "Chunking” (potongan-potongan)

* Mengelompokan ayat yang panjang dalam beberapa bagian yang memang sesuai mengikuti arahan guru atawa ustadz, jika belajar bersama mereka
* Mengelompokan awal surat pada beberapa bagian (2 atau 3 bagian) yang sesuai
* Mengelompokan surat dalam beberapa bagian, contohnya mengikut pertukaran cerita
* Mengelompokan juz kepada beberapa bagian mengikut surah, hizib, rubu', cerita dan sebagainya
* Mengelompokan kelompok surah, setiap 10 juz dan sebagainya

B. Teknik Mengulang

* Membaca sepotong atau sebagian ayat sekurang-kurangnya lima kali sebelum mulai menghafalnya
* Membaca ayat yang telah dihafal berulang-ulang kali (10 atau lebih)
* sebelum berpindah ke ayat seterusnya
* Selepas menghafal setiap setengah halaman, harus diulang beberapa kali sebelum diteruskan bagian yang setengah halaman lagi
* Sebelum menghafal bagian Al-Qur'an seterusnya, harus diulang bagian yang sebelumnya.

C. Teknik Menghafal Dengan Teman

* Pilih seorang teman yang sama-sama berminat
* Orang pertama membaca dan disimak oleh orang kedua
* Orang kedua membaca dan disimak oleh orang pertarna
* Saling menyebut ayat antara satu sama lain

E. Teknik Mendengar Kaset/CD

* Pilih seorang qari yang baik bagi seluruh Alquran atau beberapa qari bagi surah-surah tertentu
* Sebelum mulai menghafal, dengar bacaan ayat-ayat yang ingin dihafal beberapa kali
* Amati cara, lagu dan tempat berhenti bacaan qari tersebut sehingga terpahat di pikiran
* Mulai menghafal ayat-ayat tersebut dengan cara dan gaya qari tersebut
* Sentiasa mendengar kaset/CD bacaan Alquran dan kurangi atau tinggalkan mendengerkan lagu-lagu kerana akan mengganggu penghafalan

F. Teknik Merekam

* Rekam bacaan kita di dalam kaset dan dengarkan lagi untuk memastikan bacaan dan hafalan yang betul
* Bagi kanak-kanak, rekam bacaan ibu-bapa atau guru kemudian diikuti oleh bacaan kanak-kanak tersebut
* Minta kanak-kanak tersebut mendengar kembali rekaman tersebut beberapa kali hingga menghafalnya

G. Teknik Menulis

* Tulis kembali surat yang telah dihafal. Kemudian cek lagi dengan mushaf.
* Menulis setiap ayat pertama awal surat, atau setiap rubu', atau setiap juz, atau setiap surah dalam sehelai kertas.

MEMELIHARA HAFALAN

1. Jauhi maksiat mata, maksiat telinga dan maksiat hati
2. Banyak berdoa, terutama waktu mustajab doa seperti ketika berbuka puasa, ketika dalam perjalanan, selepas azan dan lain-lain lagi
3. Menetapkan kadar bacaan setiap hari, contohnya, selembar, setengah juz, 1 juz dan sebagainya
4. Membaca pada waktu pagi dan mengulangnya pada waktu malam
5. Jangan membaca ketika sedang bosan, marah atau ngantuk
6. Menulis setiap ayat yang mutasyabih

Tuesday, May 10, 2011

Keistimewaan Alquran

Al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan kitab-kitab sebelumnya diantaranya ialah:

* Al-Qur’an merupakan kitab yang syamil yang mencakup seluruh ajaran Tuhan yang ada pada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) dan lain-lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Maidah:48 “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang”.

Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah swt memerintahkan kepada nabi supaya dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini dengan menggunakan hukum dari al-Qur’an, baik orang-orang yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.

Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah swt. diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka. Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt. Allah berfirman dalam surat as-Syura:13

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”

* Ajaran-ajaran yang termuat dalam al-Qur’an adalah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat manusia, inilah yang dikehendaki oleh Allah supaya tetap sepanjang masa, kekal untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah kitab al-Quran agar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebenarnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.Allah berfirman dalam surat fusshilat:41-42“Sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”.Dan juga firman-Nya dalam surat al-Hijr:9“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”Adapun tujuan menjaga dan melindungi al-Qur’an dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah swt dapat mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

* Kitab Suci al-Qur’an yang dikehendaki oleh Allah akan kekekalannya, tidak mungkin pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat al-Qur’an Sebabnya tidak lain karena al-Qur’an adalah firman Allah swt, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan ciptaan Allah swt pula. Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain.

* Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam al-Qur’an. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.Firman Allah dalam surat Fushilat:53“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

* Allah swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua akal pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu al-Qur’an sengaja diturunkan oleh Allah swt dengan suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapapun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang kuat.

Ilmu Alquran menurut Wikipedia

Ilmu al-Qur'an atau 'Ulumul Qur'an adalah pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Qur'an. Sebagian pokok-pokok pembahasan ilmu al-Qur'an dapat ditinjau dari segi turunnya ayat, urut-urutan ayat, pengumpulan ayat, penulisan ayat, pembacaan ayat, tafsir ayat, i'jaz, nasikh dan mansukh, atau bantahan terhadap hal yang menyebabkan keraguan terhadap al-Qur'an. Menurut az-Zaqrani, Ilmu al-Qur'an terdiri dari ilmu Auqat wa Mawathin an-Nuzul, Asbabun-nuzul, Tawarikh an-Nuzul, Adabi Tilawat al-Qur'an, Tajwid al-Qur'an, Fawatih as-Suwar, Qira'at al-Qur'an, Rasm al-Qur'an, Gharib al-Qur'an, I'rab al-Qur'an, Bada'i al-Qur'an, Ma'rifatil Muhkam wa al-Mutasyabih, Naskh wa al-Mansukh, Tanasubi Ayat al-Qur'an, Wujh wa an-Nazha'ir, Amsal al-Qur'an, Jidal al-Qur'an, Qasas al-Qur'an, Aqsam al-Qur'an, I'jaz al-Qur'an, dan Tafsir al-Qur'an. Imam as-Suyuti memperluas ilmu al-Qur'an degan ilmu alam, Handasah, kedokteran, dan lainnya.

‘Ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an)

Kajian tentang Al-Qur’an memerlukan banyak ragam ilmu, yang disebut sebagai ‘ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an). Menghormati adanya ilmu-ilmu tersebut dan para ahlinya sangatlah penting agar kita tidak terjatuh kedalam kesalahan dan bahkan penyimpangan ketika berusaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Ini sangat penting teutama di zaman sekarang ini dimana pemahaman kebanyakan masyarakat muslim, bahkan yang biasa disebut sebagai kalangan terpelajar, terhadap agamanya sangatlah lemah. Bahkan dalam hal-hal yang sangat mendasar dan aksiomatik telah terjadi penjungkirbalikan pemahaman dari yang semestinya.

Dalam mengkaji makna ayat-ayat Al-Qur’an, kita harus merujuk pada kitab-kitab tafsir yang telah diakui, sehingga kita akan mendapakan pemahaman yang benar dan tidak terjatuh kedalam kesalahan dan penyimpangan pemahaman. Sebaliknya, kita juga tidak boleh jatuh kedalam fobia atau ketakutan yang berlebihan intuk dekat dengan Al-Qur’an dan senantiasa berusaha untuk memahaminya, sehingga tidak berusaha untuk mempelajari kendungannya yang amat luas dan dalam kecuali sekedar membacanya saja.

1. Ilmu Tajwid dan Tilawah
2. Ilmu Tafsir :
* Sejarah perkembangan ilmu tafsir
* Macam-macam atau jenis-jenis tafsir
* Metodologi/ kaidah-kaidah dan rambu-rambu dalam menafsirkan Al-Qur’an
* Syarat-syarat seorang mufassir
* Para ulama tafsir
* Kitab-kitab tafsir
3. Ilmu Sejarah Al-Qur’an
4. Ilmu Qiro’at (versi-versi bacaan Al-Qur’an)
5. Ilmu Asbabun Nuzul (latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an)
6. Ilmu Nasikh dan Mansukh
7. Ilmu Muhkam dan Mutasyabih
8. Ilmu ‘Am dan Khash
9. Ilmu Muthlaq dan Muqayyad
10. Ilmu Manthuq dan Mafhum
11. Ilmu Makki dan Madani
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an (kemukjizatan Al-Qur’an)
13. Ilmu Amtsal Al-Qur’an (perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur’an)
14. Ilmu Aqsam Al-Qur’an (sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an)
15. Ilmu Jadal Al-Qur’an (perdebatan-perdebatan dalam Al-Qur’an)
16. Ilmu Qashash Al-Qur’an (kisah-kisah dalam Al-Qur’an)
17. Ilmu Terjemah Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an Dapat Tingkatkan Prestasi Akademis

Menghafal Al-Qur’an Dapat Tingkatkan Prestasi Akademis

Yuk! Menghafal Qur'an

Orang yang terbiasa menghafal al-Qur’an, maka ia akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar menata dan mengatur hidupnya.

Para akademisi dan spesialis sependapat bahwa menghafal al-Qur’an memiliki efek yang baik dalam pengembangan keterampilan dasar pada siswa, serta dapat meningkatkan pendidikan dan prestasi akademis.

Dr. Abdullah Subaih, profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh, menyerukan kepada para pelajar agar mengikuti halaqoh-halaqoh menghafal al-Qur’an. Ia juga menegaskan bahwa hafalan al-Qur’an tersebut dapat membantu untuk konsentrasi dan merupakan syarat mendapatkan ilmu.

Ia juga menambahkan bahwa semua ilmu pengetahuan, baik itu ilmu kedokteran, matematika, ilmu syari’ah, ilmu alam dan lain sebagainya, membutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam meraihnya. Dan bagi orang yang terbiasa menghafalkan al-Qur’an, ia akan terlatih dengan konsentrasi yang tinggi.

Menurutnya, sel-sel otak itu seperti halnya dengan anggota tubuh yang lainnya, yakni harus difungsikan terus. Orang yang terbiasa menghafal, maka sel-sel otak dan badannya aktif, dan menjadi lebih kuat dari orang yang mengabaikannya.

Dr. Subaih juga menjelaskan bahwa orang yang terbiasa menghafal al-Qur’an, maka ia akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar mengatur hidupnya. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan dalam merencanakan tujuan hidup, serta meraihnya.

Jadi, tunggu apalagi?? Yuk kita mulai menghafal Qur’an sekarang !!

diadaptasi dari : hidayatullah.com

Urutan turunnya Surah Alquran

Urutan Turun No. Surat Nama Surat Jumlah Ayat Tempat Turun
1 96 Al-'Alaq 19 Makkiyah
2 68 Al-Qalam 52 Makkiyah
3 73 Al-Muzzammil 20 Makkiyah
4 74 Al-Muddatstsir 56 Makkiyah
5 1 Al-Faatihah 7 Makkiyah
6 111 Al-lahab 5 Makkiyah
7 81 At-Takwiir 29 Makkiyah
8 87 Al-A'laa 19 Makkiyah
9 92 Al-Lail 21 Makkiyah
10 89 Al-Fajr 30 Makkiyah
11 93 Adh-Duhaa 11 Makkiyah
12 94 Al-insyirah 8 Makkiyah
13 103 Al-'Ashr 3 Makkiyah
14 100 Al-'Aadiyaat 11 Makkiyah
15 108 Al-Kautsar 3 Makkiyah
16 102 At-Takaatsur 8 Makkiyah
17 107 Al-Maa'uun 7 Makkiyah
18 109 Al-Kaafiruun 6 Makkiyah
19 105 Al-Fiil 5 Makkiyah
20 113 Al-Falaq 5 Makkiyah
21 114 An-Naas 6 Makkiyah
22 112 Al-Ikhlas 4 Makkiyah
23 53 An-Najm 62 Makkiyah
24 80 Abasa 42 Makkiyah
25 97 Al-Qadr 5 Makkiyah
26 91 Asy-Syams 15 Makkiyah
27 85 Al-Buruuj 22 Makkiyah
28 95 At-Tiin 8 Makkiyah
29 106 Quraisy 4 Makkiyah
30 101 Al-Qaari'ah 11 Makkiyah
31 75 Al-Qiyaamah 40 Makkiyah
32 104 Al-Humazah 9 Makkiyah
33 77 Al-Mursalaat 50 Makkiyah
34 50 Qaaf 45 Makkiyah
35 90 Al-Balad 20 Makkiyah
36 86 Ath-Thaariq 17 Makkiyah
37 54 Al-Qamar 55 Makkiyah
38 38 Shaad 88 Makkiyah
39 7 Al-A'raaf 206 Makkiyah
40 72 Al-Jin 28 Makkiyah
41 36 Yaasiin 83 Makkiyah
42 25 Al-Furqaan 77 Makkiyah
43 35 Faathir 45 Makkiyah
44 19 Maryam 98 Makkiyah
45 20 Thaahaa 135 Makkiyah
46 56 Al-Waaqi'ah 96 Makkiyah
47 26 Asy-Syu'araa' 227 Makkiyah
48 27 An-Naml 93 Makkiyah
49 28 Al-Qashash 88 Makkiyah
50 17 Al-Israa' 111 Makkiyah
51 10 Yunus 109 Makkiyah
52 11 Huud 123 Makkiyah
53 12 Yusuf 111 Makkiyah
54 15 Al-Hijr 99 Makkiyah
55 6 Al-An'am 165 Makkiyah
56 37 Ash-Shaaffat 182 Makkiyah
57 31 Luqman 34 Makkiyah
58 34 Saba ' 54 Makkiyah
59 39 Az-Zumar 75 Makkiyah
60 40 Al-Mu'min 85 Makkiyah
61 41 Fushshilat 54 Makkiyah
62 42 Asy-Syuura 53 Makkiyah
63 43 Az-Zukhruf 89 Makkiyah
64 44 Ad-Dukhaan 59 Makkiyah
65 45 Al-Jatsiyaah 37 Makkiyah
66 46 Al-Ahqaaf 35 Makkiyah
67 51 Adz-Dzariyaat 60 Makkiyah
68 88 Al-Ghaasyiyah 26 Makkiyah
69 18 Al-Kahfi 110 Makkiyah
70 16 An-Nahl 128 Makkiyah
71 71 Nuh 28 Makkiyah
72 14 Ibrahim 52 Makkiyah
73 21 Al-Anbiyaa' 112 Makkiyah
74 23 Al-Mu'minuun 118 Makkiyah
75 32 As-Sajdah 30 Makkiyah
76 52 At-Thuur 49 Makkiyah
77 67 Al-Mulk 30 Makkiyah
78 69 Al-Haaqqah 52 Makkiyah
79 70 Al-Ma'aarij 44 Makkiyah
80 78 An-Naba' 40 Makkiyah
81 79 An-Nazi'at 46 Makkiyah
82 82 Al-Infithaar 19 Makkiyah
83 84 Al-Insyiqaaq 25 Makkiyah
84 30 Ar-Ruum 60 Makkiyah
85 29 Al-'Ankabuut 69 Makkiyah
86 83 Al-Muthaffifiin 36 Makkiyah
87 2 Al-Baqarah 286 Madaniyah
88 8 Al-Anfaal 75 Madaniyah
89 3 Ali 'Imran 200 Madaniyah
90 33 Al-Ahzab 73 Madaniyah
91 60 Al-Mumtahanah 13 Madaniyah
92 4 An-Nisaa' 176 Madaniyah
93 99 Al-Zalzalah 8 Madaniyah
94 57 Al-Hadiid 29 Madaniyah
95 47 Muhammad 38 Madaniyah
96 13 Ar-Ra'du 43 Makkiyah
97 55 Ar-Rahmaan 78 Makkiyah
98 76 Al-Insaan 31 Madaniyah
99 65 Ath-Thalaaq 12 Madaniyah
100 98 Al-Bayyinah 8 Madaniyah
101 59 Al-Hasyr 24 Madaniyah
102 24 An-Nuur 64 Madaniyah
103 22 Al-Hajj 78 Madaniyah
104 63 Al-Munaafiquun 11 Madaniyah
105 58 Al-Mujaadilah 22 Madaniyah
106 49 Al-Hujuraat 18 Madaniyah
107 66 At-Tahriim 12 Madaniyah
108 64 At-Taghaabun 18 Madaniyah
109 61 Ash-Shaff 14 Madaniyah
110 62 Al-Jumu'ah 11 Madaniyah
111 48 Al-Fath 29 Madaniyah
112 5 Al-Maa-idah 120 Madaniyah
113 9 At-Taubah 129 Madaniyah
114 110 An-Nashr 3 Madaniyah

Referensi : Revelation Order of the Qur’an

Pengetahuan Alquran

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu kenyataan pasti: Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia.

Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.

Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:

"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)

Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)

"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)

Memahami Huruf Pembuka Surah Al-Qur’an

”Sesungguhnya, bagi setiap kitab ada sari patinya dan sari pati kitab (Al-Qur’an) ini adalah huruf-huruf ejaannya.”

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung berbagai petunjuk bagi umat manusia (Albaqarah [2]: 2, 185; Al-A’raf [7]: 203; Fushilat [41]: 44; Al-Isra [17]: 9) dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi (QS Albaqarah [2]: 30; Annaml [27]: 62; Fathir [35]: 39; Al-A’raf [7]: 129; dan Shaad [38]: 26), agar manusia tidak tersesat dan senantiasa berada di jalan yang lurus (Alfatihah [1]: 5; Azzumar [39]: 23; Asysyura [42]: 52; Al-An’am [6]: 153; Lukman [31]: 32; Almaidah [5]: 16).

Al-Qur’an juga merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW bagi umat manusia. Tak ada keraguan sedikit pun dalam Al-Qur’an (AlBaqarah [2]: 2, 23; Yunus [10]: 37; Hud [11]: 17, 110; Al-An’am [6]: 114; Assajdah [32]: 2). Dan, bagi yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an, Allah menantang mereka untuk mendatangkan beberapa surat atau ayat yang serupa dengan Al-Qur’an (Albaqarah [2]: 23). Dan, kendati mereka membawa sejumlah penolong (selain Allah), pastilah mereka tidak akan sanggup untuk membuatnya.

Al-Qur’an adalah sumber ilmu pengetahuan. Di dalamnya dibahas berbagai hal, baik akidah, ibadah, akhlak, maupun ilmu pengetahuan lainnya, seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, dan sebagainya. Andai manusia itu menulis sejumlah ilmu Allah, mereka tidak mampu menuliskannya. Karena, ilmu Allah sangat luas (Albaqarah [2]: 255; Almu’min [40]: 7; Almulk [67]: 1) dan tidak ada yang cacat sedikit pun (Al-Mulk [67]: 4). Bahkan, andaikan lautan atau samudra dijadikan tinta niscaya manusia tidak akan mampu menuliskannya kendati ditambahkan tujuh lautan lagi (Alkahfi [18]: 109, Luqman [31]: 27).

Karena itu, tak ada kitab suci yang serupa dengan Al-Qur’an. Bahkan, dalam hal bacaannya, gunung-gunung pun turut berguncang karena kebesaran dan kemukjizatannya. ”Dan, sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi menjadi terbelah atau oleh karena itu orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah itu hanya Al-Qur’an saja). Sebenarnya, segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Sesungguhnya, Allah tidak menyalahi janji.” (Arra’du [13]: 31).

Bahkan, kulit pun akan gemetar dengan bacaan Al-Qur’an karena takut kepada Allah (Azzumar [39]: 23). ”Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik, (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah. Dengan kitab itu, Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, barang siapa yang disesatkan Allah niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.”

Al-Qur’an adalah samudra ilmu. Ia tak akan pernah habis dibahas dan digali. Keistimewaan Al-Qur’an tak hanya dari kandungan isinya yang meliputi segala hal. Dalam gaya bahasa (uslub) atau gramatika (tata bahasa)-nya, Al-Qur’an juga memiliki kelebihan.

Bahkan, dalam bidang Ulum Al-Qur’an (ilmu-ilmu yang membahas Al-Qur’an), sudah banyak dibahas oleh para ulama dan sarjana masa lalu, termasuk pada sahabat Rasulullah SAW hingga ilmuwan masa kini, yang berupaya menggali kandungan isi Al-Qur’an. Ada yang mencoba mengelaborasi dan melakukan eksplorasi lewat perspektif keimanan, historis, bahasa dan sastra, pengkodifikasian, kemukjizatan, penafsiran, serta telaah kepada huruf-hurufnya.

Kondisi semacam itu bukan hanya merupakan artikulasi tanggung jawab seorang Muslim untuk memahami bahasa-bahasa agamanya. Namun, sudah berkembang kepada nuansa lain yang menitikberatkan pada studi yang bersifat ilmiah, yang memberikan kontribusi dalam perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Kalangan sarjana Barat banyak yang melibatkan diri dalam pengkajian Al-Qur’an dengan motivasi dan latar belakang kultural atau intelektual yang berbeda-beda.

Fawatih al-suwar
Al-Qur’an, dari mana pun menggali dan memahaminya, ia selalu memberikan pemahaman yang sangat komprehensif dan menyeluruh. Baik kandungan isinya, jumlah surah, kombinasi ayat-ayatnya, maupun keseimbangan huruf-huruf Al-Qur’an, menunjukkan keistimewaan yang sangat mengagumkan antara ayat yang satu dan yang lain, mereka saling berkaitan.

Salah satu di antaranya adalah surah-surah yang dimulai dengan huruf inisial yang dikenal dengan nama ayat-ayat Fawatih al-Suwar (pembuka surah). Seperti surah yang dimulai dengan inisial huruf Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Tha Ha, Ha Mim, Shad, Qaf, Nun, Ya Sin, Tha Sin Mim, dan sebagainya.

Al-Qur’an yang terdiri atas 114 surat, yang diawali dengan beberapa macam pembukaan (Fawatih al-Suwar), di antara macam pembuka surah yang tetap aktual pembahasannya hingga sekarang ini adalah huruf muqaththa’ah. Surah-surah yang termasuk kategori ini dimulai dengan huruf inisial, seperti surah yang dimulai dengan huruf Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Tha Ha, Ha Mim, Shad, Qaf, Nun, Ya Sin, Tha Sin Mim, dan sebagainya.

Menurut sejumlah pakar matematika Islam, huruf-huruf yang terdiri atas huruf-huruf alfabet (hijaiyah) ini, selain mandiri, juga mengadung banyak kemisteriusan yang belum tergali secara optimal. Karena itu, ia sangat istimewa sebab hanya ditemukan pada surah-surah tertentu dan menggunakan inisial huruf tertentu pula.

Ibnu Abi Al-Asba’ dalam kitabnya Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih membagi beberapa kategori dari huruf-huruf inisial yang membuka surah tersebut. Pertama, pujian terhadap Allah SWT yang dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah terdapat pada 29 surah. Ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surah. Lima seruan ditujukan kepada rasul secara khusus. Dan, lima yang lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah) terdapat dalam 23 surah. Kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam) terdapat dalam 15 surah.

Menurut As-Suyuti dalam Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an, pembukaan-pembukaan surah (awail Al-suwar) atau huruf-huruf potongan (Al-huruf Al-Muqatta’ah) ini termasuk ayat-ayat mutasyabihat. Karena itu, pengetahuan yang benar tentang ayat-ayat atau huruf-huruf tersebut hanya dimiliki Allah yang Maha Mengetahui. As-Suyuti memandang pendapat ini sebagai pendapat yang mukhtar (terpilih).

Ibnu Al-Munzir meriwayatkan bahwa ketika Al-Syabi ditanya tentang pembukaan-pembukaan surah, ia mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA. Ia berkata, ”Sesungguhnya, bagi setiap kitab ada sari patinya dan sari pati kitab (Al-Qur’an) ini adalah huruf-huruf ejaannya.”

Hal yang sama juga diungkapkan Abu Bakar Al-Shiddiq RA. Menurut khalifah pertama ini, ”Pada setiap kitab, ada rahasia dan rahasianya dalam Al-Qur’an adalah permulaan-permulaan surahnya.”

Karena itu, hanya orang-orang berakal yang bisa mengambil pelajaran. Wa Allahu A’lam. sya/berbagai sumber

Sumber: Dialog Jum’at Harian Republika 23/8/09

Monday, May 2, 2011

Tentang Ilmu-ilmu Alquran

Demikianlah tafsir pada mulanya dinukil melalui penerimaan dari riwayat kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadis selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran tafsir bil ma’tsur {tafsir berdasarkan riwayat} lalu diikuti oleh at-tafsir bir ra’yi {tafsir berdasarkan penalaran}.

Di samping ilmu tafsir lahir pula karangan yg berdiri sendiri mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu yg berhubungan dgn Alquran dan hal ini sangat diperlukan oleh seorang mufassir .

Ali bin al-Madini yg merupakan guru Bukhari menyusun karangan tentang asbaabun-nuzuul. Abul Ubaid al-Qasim bin Salam menulis Naasikh wal-Mansuukh dan Qira-at.

Ibnu Qutaibah menyusun tentang problematika quran {Musykilaatul Qur’an}. Mereka semua termasuk ulama abad ke-3 Hijriah.

Muhammad bin Khalaf bin Marzaban menyusun Al-Haawi wa-Uluumil Quraan.

Abu Muhammad bin Qasim al-Anbari juga menulis tentang ilmu-ilmu Alquran.

Abu Bakar as-Sijistani menyusun Ghariibul Qur’an.

Muhammad bin Ali al-Adfawi menyusun Al-Istighna’ fii ‘Uluumil Qur’an.

Mereka ini adl ulama-ulama abad ke-4 Hijriah.

Dan sesudah itu kegiatan karang-mengarang dalam ilmu Alquran terus berlangsung.

Abu Bakar al-Baqalani menyusun I’jaazul Qur’an dan Ali Ibrahim bin Said al-Hufi menulis I’rabul Qur’an. Al-Mawardi {wafat 450 H} mengenai tamsil-tamsil dalam Quran . Al-Izz bin Abdussalam tentang majaz dalam Alquran. Alamudin as-Sakhawi {wafat 643 H} menulis mengenai ilmu qiraat dan Aqsaamul quraan. Setiap penulis dalam karangannya itu menulis bidang dan pembahasan tertentu yg berhubungan dgn ilmu-ilmu Quran.

Syekh Muhammad Abdul Aziz az-Zarqani menyebutkan dalam kitabnya Manaahilul ‘Irfaan fii Uluumil Qura’an bahwa ia telah menemukan dalam perpustakaan Mesir sebuah kitab yg ditulis oleh Ali bin Said yg terkenal dgn Al-Hufi judulnya Al-Burhaan fii Uluumil Qura’an yg terdiri dari 30 jilid. Dari ke-30 jilid itu ada 15 jilid yg tidak tersusun dan tidak berurutan.

Pengarang membicarakan ayat-ayat Alquran menurut tertib mushaf. Dia membicarakan ilmu-ilmu Alquran yg terkandung ayat itu secara sendiri masing-masing diberi judul sendiri pula dan judul yg umum disebutkan dalam ayat dgn menuliskan alqaul fii qaulihi ‘Azza wa Jalla {pendapat mengenai firman Allah } lalu disebutnya ayat itu. Kemudian di bawah judul ini dicantumkan alqaul fii al-Ii’rab . Di bagian ini ia membicarakan ayat dari sisi nahwu dan bahasa. Selanjutnya al-qaul fil ma’na wat tafsiir . Di sini ia jelaskan ayat itu berdasarkan riwayat dan penalaran. Setelah itu al-qaul fil waqfi wal tamam . Di sini ia menjelaskan tentang waqaf yg diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

Terkadang qira’at diletakkan dalam judul tersendiri yg disebutnya dgn al-qaul fil qira’at . Kadang ia berbicara tentang hukum-hukum yg diambil dari ayat ketika ayat dibacakan.

Dengan metode seperti ini Al-Hufi dianggap sebagai orang pertama yg membukukan ulumul qur’an meskipun pembukuannya memakai cara tertentu seperti disebutkan tadi. Ia wafat pada tahun 330 Hijriah.

Kemudian Ibnul Jauzi mengikutinya dgn menulis sebuah kitab berjudul Fununul Afnan fi Ajaa’ibi Uluumil Qur’an. Lalu tampil Badrudin az-Zarkasyi menulis sebuah kitab dgn judul Al-Burhan fi Uluumil Qur’an Jalaaludin al-Baqini memberikan tambahan atas Al-Burhan di dalam kitabnya Mawaaqi’ul Uluum min Maawaqi’in Nujum Jalaludin as-Suyuti juga kemudian menyusun kitab yg terkenal Al-Itqan fi Uluumil Qura’an.

Kepustakaan ilmu-ilmu Quran pada masa kebangkitan modern tidaklah lbh kecil daripada nasib ilmu-ilmu yg lain. Orang-orang yg menghubungkan diri dgn gerakan pemikiran Islam telah mengambil langkah yg positif dalam membahas kandungan Quran dgn metode baru pula seperti I’jaazul Qura’an yg ditulis oleh Mustafa Sadiq ar-Rafi’i kitab At-Taswiirul Fanni fil Qur’an dan Masyaahidul Qiyamah fil Qur’an oleh Sayyid Qutb Tarjamatul Qur’an oleh Syekh Mustafa al-Maraghi yg salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-Khatib Mas’alatu Tarjaamatil Qur’an oleh Mustafa Sabri An-Naba’ul Azim oleh Dr. Muhammad Abdullah Daraz dan Mukadimah Tafsir Mahasinut Ta’wil oleh Jalaaludin al-Qasimi.

Syekh Tahir al-Jazairi menyusun sebuah kitab dgn judul At-Tibyaan fii Uluumil Qur’an. Syekh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhaajul Furqaan fii Uluumil Qur’an yg berisi pembahasan yg sudah ditentukan utk fakultas usuludin di Mesir dgn spesialisasi dakwah dan bimbingan masyarakat. Kemudian hal itu juga diikkuti oleh muridnya Muhammad Abdul Azim az-Zarqani yg menyusun Manaahilul ‘Irfaan fi Uluumil Quran. Kemudian Syekh Ahmad Ali menyusun Muzakkirat Uluumil Qur’an yg disampaikan kepada para mahasiswanya di fakultas usuludin jurusan dakwah dan bimbingan masyarakat. Akhirnya muncul Mabaahits fii Uluumil Qur’an oleh Dr. Subhi as-Shaleh.

Juga Ustad Ahmad Muhammad Jamal menulis beberapa studi sekitar masalah ma’idah dalam Quran.

Pembahasan-pembahasan tersebut dikenal dgn sebutan uluumul quran dan kata ini kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.

Kata ulum jamak dari kata ilmu. Ilmu berarti al-fahmu wal idrak {paham dan menguasai}. Kemudian arti kata ini berubah menjadi masalah-masalah yg beraneka ragam yg disusun secara ilmiah.

Jadi yg dimaksud dgn ulumul quran ialah ilmu yg membahas masalah-masalah yg berhubungan dgn Quran dari segi asbabunnuzul {sebab-sebab turunnya Quran} pengumpulan dan penertiban Quran pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah an-nasikh wal-mansukh al-muhkam wal-mutasyaabih dan lain sebagainya yg berhubungan dgn Alquran.

Terkadang ilmu ini juga dinamakan usuulut tafsir krn yg dibahas berkaitan dgn beberapa masalah yg harus diketahui oleh seorang mufasir sebagai sandaran dalam menafsirkan Alquran.

Sumber Studi Ilmu-Ilmu Quran terjemahan dari Mabaahits fii ‘Uluumil Quraan Manna’ Khaliil al-Qattaan.

sumber file al_islam.chm

Sunday, April 24, 2011

Teknik Tercepat Menghafal Alquran



Mau Cepet Menghafal Al-Quran???? Coba yang ini deh.


Metode terbaik dalam menghafal al-qur’an ialah apa yang akan kami sebut kan. Metode ini memiliki keistimewaan khusus, yaitu hafalan yang mengakar kuat, di samping menghafal nya pun cepat, hingga kita dapat hafal AL-qur’an dalam waktu singkat, kami akan menjelaskan metode tadi dengan mengambil sample halaman pertama dari QS.Al-jumu’ah, caranya ialah sebagai berikut:

1.bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali
2.bacalah ayat ke dua sebanyak 20 kali
3.bacalah ayat ke tiga sebanyak 20 kali
4.bacalah ayat ke empat sebanyak 20 kali
5.bacalah KEEMPAT ayat tadi dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali, agar satu sama lai saling terkait.
6.bacalah ayat ke lima sebanyak 20 kali
7.bacalah ayat ke enam sebanyak 20 kali
8.bacalah ayat ke tujuh sebanyak 20 kali
9.bacalah ayat ke delapan sebanyak 20 kali
10.bacalah ayat KELIMA sampai KEDELAPAN sebanyak 20 kali, agar satu sama lain saling terkait.
11.bacalah ayat PERTAMA hingga ayat KEDELAPAN 20 kali, agar kita menguasai betul halaman iniDan terapkan selalu metode ini dalam menghafal tiap halaman hingga khatam Al-qur’an, dan jangan menghafal lebih dari seperdelapan juz {1/4 hizib} tiap harinya, agar target hapalan kita tidak terlalu banyak hingga akhirnya kocar kacir.

Bila kita ingin menghafal halaman berikut nya pada keesokan harinya, maka sebelum kita terapkan metode tadi, bacalah dahulu halaman kemarin dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali, agar hafalan kita betul betul mengakar kuat, Baru setelah itu kita mulai menghafal halaman baru dengan metode yang telah di jelaskan.

Sebagai seorang mukmin, kita tentunya berkeinginan untuk dapat menghafal Al-Quran dan setiap kita pasti memimpikan agar dapat melahirkan anak-anak yang hafal Al-Quran (hafidz/hafidzah). Berikut ini ada beberapa cara/kaidah dasar untuk memudahkan menghafal, di antaranya:

Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah Azza wa Jalla.
Memperbaiki tujuan dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Quran hanya karena Allah Subhanahu wa Ta`ala serta untuk mendapatkan syurga dan keridhaan-Nya. Tidak ada pahala bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dan menghafalnya karena tujuan keduniaan, karena riya atau sumah (ingin didengar orang), dan perbuatan seperti ini jelas menjerumuskan pelakunya kepada dosa.

Dorongan dari diri sendiri, bukan karena terpaksa.
Ini adalah asas bagi setiap orang yang berusaha untuk menghafal Al-Quran. Sesungguhnya siapa yang mencari kelezatan dan kebahagiaan ketika membaca Al-Quran maka dia akan mendapatkannya.

Membenarkan ucapan dan bacaan.

Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bacaan Al-Qurannya atau dari orang yang hafal Al-Quran. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri mengambil/belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau.

Pada tahun Rasulullah shallallahualaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali. Para shahabat radliallahu anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murattal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al-Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya.

Membuat target hafalan setiap hari.
Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, seperempat hizb atau bisa ditambah/dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kemampuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi.
Membaguskan hafalan.

Tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu dengan mempraktekkannya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam.
Menghafal dengan satu mushaf.

Hal ini dikarenakan manusia dapat menghafal dengan melihat sebagaimana bisa menghafal dengan mendengar.
Dengan membaca/melihat akan terbekas dalam hati bentuk-bentuk ayat dan tempat-tempatnya dalam mushaf.

Bila orang yang menghafal Al-Quran itu merubah/mengganti mushaf yang biasa ia menghafal dengannya maka hafalannya pun akan berbeda-beda pula dan ini akan mempersulit dirinya.

Memahami adalah salah satu jalan untuk menghafal.
Di antara hal-hal yang paling besar/dominan yang dapat membantu untuk menghafal Al-Quran adalah dengan memahami ayat-ayat yang dihafalkan dan juga mengenal segi-segi keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya.
Oleh sebab itu seharusnyalah bagi penghafal Al-Quran untuk membaca tafsir dari ayat-ayat yang dihafalnya, untuk mendapatkan keterangan tentang kata-kata yang asing atau untuk mengetahui sebab turunnya ayat atau memahami makna yang sulit atau untuk mengenal hukum yang khusus.

Ada beberapa kitab tafsir yang ringkas yang dapat ditelaah oleh pemula seperti kitab Zubdatut Tafsir oleh Asy-Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar.
Setelah memiliki kemampuan yang cukup, untuk meluaskan pemahaman dapat menelaah kitab-kitab tafsir yang berisi penjelasan yang panjang seperti Tafsir Ibnu Katsier, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir As-Sadi dan Adhwaaul Bayaan oleh Asy-Syanqithi.wajib pula menghadirkan hatinya pada saat membaca Al-Quran.

Tidak pindah ke surat lain sebelum hafal benar surat yang sedang dihafalkan.
Setelah sempurna satu surat dihafalkan, tidak sepantasnya berpindah ke surat lain kecuali setelah benar-benar sempurna hafalannya dan telah kokoh dalam dada.
Selalu memperdengarkan hafalan (disimak oleh orang lain).

Orang yang menghafal Al-Quran tidak sepantasnya menyandarkan hafalannya kepada dirinya sendiri. Tetapi wajib atasnya untuk memperdengarkan kepada seorang hafidz atau mencocokkannya dengan mushaf. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesalahan dalam ucapan, atau syakal ataupun lupa.

Banyak sekali orang yang menghafal dengan hanya bersandar pada dirinya sendiri, sehingga terkadang ada yang salah/keliru dalam hafalannya tetapi tidak ada yang memperingatkan kesalahan tersebut.
Selalu menjaga hafalan dengan murajaah.
Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam : “Jagalah benar-benar Al-Quran ini, demi Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Al-Quran lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya.”

Maka seorang yang menghafal Al-Quran bila membiarkan hafalannya sebentar saja niscaya ia akan terlupakan. Oleh karena itu hendak hafalan Al-Quran terus diulang setiap harinya. Bila ternyata hafalan yang ada hilang dalam dada tidak sepantasnya mengatakan: “Aku lupa ayat (surat) ini atau ayat (surat) itu.” Akan tetapi hendaklah mengatakan: “Aku dilupakan,” karena Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda: (..arab..)

Bersungguh-sungguh dan memperhatikan ayat yang serupa.
Khususnya yang serupa/hampir serupa dalam lafadz, maka wajib untuk memperhatikannya agar dapat hafal dengan baik dan tidak tercampur dengan surat lain.
Mencatat ayat-ayat yang dibaca/dihafal.

Ada baiknya penghafal Al-Quran menulis ayat-ayat yang sedang dibaca/dihafalkannya, sehingga hafalannya tidak hanya di dada dan di lisan tetapi ia juga dapat menuliskannya dalam bentuk tulisan.

Berapa banyak penghafal Al-Quran yang dijumpai, mereka terkadang hafal satu atau beberapa surat dari Al-Quran tetapi giliran diminta untuk menuliskan hafalan tersebut mereka tidak bisa atau banyak kesalahan dalam penulisannya.
Memperhatikan usia yang baik untuk menghafal.

Usia yang baik untuk menghafal kira-kira dari umur 5 tahun sampai 25 tahun. Wallahu alam dalam batasan usia tersebut. Namun yang jelas menghafal di usia muda adalah lebih mudah dan lebih baik daripada menghafal di usia tua.
Pepatah mengatakan: Menghafal di waktu kecil seperti mengukir di atas batu, menghafal di waktu tua seperti mengukir di atas air.

HAL-HAL YANG DAPAT MENGHALANGI HAFALAN

Setelah kita mengetahui beberapa kaidah dasar untuk menghafal Al-Quran maka sudah sepantasnya bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang menghalangi dan menyulitkan hafalan agar kita dapat waspada dari penghalang-penghalang tersebut.
Di antaranya:

Banyaknya dosa dan maksiat.
Sesungguhnya dosa dan maksiat akan melupakan hamba terhadap Al-Quran dan terhadap dirinya sendiri. Hatinya akan buta dari dzikrullah.

1. Tidak adanya upaya untuk menjaga hafalan dan mengulangnya secara terus-menerus. Tidak mau memperdengarkan (meminta orang lain untuk menyimak) dari apa-apa yang dihafal dari Al-Quran kepada orang lain.

2. Perhatian yang berlebihan terhadap urusan dunia yang menjadikan hatinya tergantung dengannya dan selanjutnya tidak mampu untuk menghafal dengan mudah.

3. Berambisi menghafal ayat-ayat yang banyak dalam waktu yang singkat dan pindah ke hafalan lain sebelum kokohnya hafalan yang lama.
Kita mohon pada Allah Subhanahu wa Ta`ala semoga Dia mengkaruniakan dan memudahkan kita untuk menghafal kitab-Nya, mengamalkannya serta dapat membacanya di tengah malam dan di tepi siang. Wallahu alam bishawwab.

(Ummu Abdillah & Ummu Maryam, dinukil dari kutaib: “Kaifa Tataatstsar bil Quran wa Kaifa Tahfadzuhu?” oleh Abi Abdirrahman)

Keutamaan Menghafal alquran


Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu`:
"Orang yang tidak mempunyai hapalan al-Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mauh runtuh" (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata: hadits ini hasan sahih).

Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca al-Quran dan menghapalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.

Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hapalan al-Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hapalan al-Quran-nya.
Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW : “Berapa banyak ayat al-Qur'an yang telah engkau hapal, hai fulan?” ia menjawab: aku telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah al-Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya: “Apakah engkau hapal surah al-Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghapal surah al-Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Pelajarilah al-Qur'an dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur'an dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudia ia tidur –dan dalam dirinya terdapat hapalan Al Quran— adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik" (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2879), dan lafazh itu darinya.

Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati-pun, Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghapal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud.
Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah; para penghapal al-Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya, karena dengan hapalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu. Diantara sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik.

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Penghapal al-Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian al-Quran akan berkata:
Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), al-Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah kemuliaan. Kemudian al-Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya.
Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan"(Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits hasan (2916), Ibnu Khuzaimah, al hakim, ia menilainya hadits sahih, serta disetujui oleh Adz Dzahabi (1/553).

Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghapal dan ahli al-Qur'an saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah al-Qur'an.
Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca al-Qur'an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al- Qur'an”(Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad-Darimi dalam Sunannya (3257)

Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghapal dan mempelajari al-Quran semenjak kecil. Dan dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghapal al-Quran semenjak kecil.

Ibnu Mas`ud berkata:
“Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT ”( Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Ibnu Mas`ud secara Mauquf. Ia berkata: sebagian mereka memarfu`kannya, demikian juga dikatakan oleh Adz Dzahabi (1/566).

Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan berkah.
Al-Munziri meriwayatkan dalam kitab At-Targhib wa At Tarhib dengan kata: “ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua…

Hanifida: Metode Cepat Menghafal

SuaraMedia) “Luar biasa sekali!” Komentar itu dilontarkan ustad terkemuka Aa Gym dan Yusuf Mansyur saat menyaksikan 4 anak dari Jombang, Jawa Timur, menghafal Alquran 30 juz dan pelajaran sekolah dengan metode Hanifida. Kejeniusan Ahmad Azmi Amiq (12), Rofi’ul Majid (14), Kamila Niami Permatasari (5,5), dan Putri Fitriani (9) mendorong Ustad Yusuf Mansyur ini untuk mengundang mereka.

Produser film Kun Fa Yakun meminta empat anak ini untuk menularkan kepiawaian mereka menghafal Asmaul Husna, Alquran 30 juz dan artinya serta pelajaran lainnya kepada para santrinya di Sekolah Daarul Quran Internasional (SDQI), Jalan Ketapang, Cipondoh, Banten. “Kita menginap di sana sejak 11 hingga 18 Februari untuk mengajarkan metode Hanifida.

Alhamdulillah pada 18 Februari malam, Aa Gym juga menyaksikan praktek menghafal ini,” ujar manajer Hanifida, Pito Sujatmiko, kepada detikcom, Jumat (20/2/2009). Apa komentarnya? “Luar biasa sekali,” ujar Pito menirukan ucapan Aa Gym dan Yusuf Mansyur. “Beliau mendukung dan beri apresiasi dan sosialisasi,” katanya. Empat anak ini juga laris diundang oleh ibu-ibu pengajian.

Pito menegaskan tidak memasang tarif untuk menyosialisasikan metode menghafal cepat mutakhir ini. “Seikhlasnya, minimal untuk transportasi dan akomodasi. Ada 4 buku paket yang harus dibeli seharga Rp 120 ribu,” ujar Pito. Pito mengatakan, empat anak itu akan beraksi lagi di Jakarta pada 16 Maret 2009. “Rencananya pada 28 dan 29 Maret, kita akan diundang lagi oleh Ustad Yusuf Mansyur yang kelima kalinya,” kata dia.

Ke depan, lanjut Pito, metode Hanifida menghafal Alquran dan aplikasi pelajaran sekolah dikembangkan melalui DVD dan VCD. “Metode ini punya kuda-kuda dan jurusnya, tidak monoton, enjoy dan tidak perlu mengernyitkan dada,” promosi Pito. Hanifida Sulap Anak Bak Komputer Metode Hanifida mengajarkan teknik menghafal cepat. Anak mampu menghafal Asmaul Husna, Alquran dan pelajaran di sekolah dalam waktu singkat. Metode inovatif ini dikembangkan oleh pasangan Hanifuddin Mahadun dan Kheirotul Idawati.

“Anak dapat menghafal apa pun dalam waktu cepat dan dapat menjawab setiap pertanyaan mengenai apa yang telah dihafalkan seperti komputer saja,” kata Hanif kepada detikcom di Klub Guru Jabodetabek, Jalan Jatipadang Nomor 23, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. “Dengan mempelajari metode ini, selain anak pandai menghafal Alquran, jago berhitung dan pintar di sekolah. Apalagi anak usia produktif kelas 3 sampai kelas 6 SD paling cepat mempelajari metode ini,” lanjut dia.

Dijelaskan dia, metode Hanifida mengoptimalkan kerja otak kiri sehingga ada keseimbangan otak kiri dan otak kanan. Akurasinya hingga 85 persen. “Kami mengajarkan ini kepada anak-anak kami, Kamila (6), dan Ahmad (12),” ujarnya. Menurut dia, tidak butuh waktu lama untuk bisa menguasai metode tersebut. “Kalau sudah menguasai metodenya maka dapat menghafal saat itu juga.

Kalau masalah biaya, hanya mengganti buku modul untuk menghafal Alquran dan Asmaul Husna. Harga 3 buku Rp 125 ribu. Kalau biaya mengajarkan seikhlasnya hanya infak saja,” beber dia. Jika Anda tertarik, modul ini bisa Anda peroleh di Klub Guru Jabodetabek. Anak Jombang Jadi Jenius Berkat Hanifida 4 Anak dari Jombang, Jawa Timur, mengundang decak kagum.

Mereka mampu menghafal Alquran 30 juz dan artinya. Bahkan mereka menghafal deretan angka secara acak dalam tempo 2 menit. Keempat anak itu adalah Ahmad Azmi Amiq (12), Rofi’ul Majid (14), Kamila Niami Permatasari (5,5), dan Putri Fitriani (9). Kejeniusan mereka tidak datang sendiri.

Melainkan berkat metode menghafal Hanifida. Butuh waktu 1 bulan untuk menjadi jenius berkat metode belajar inovatif ini.Metode Hanifida ini dikembangkan oleh pasutri Hanif dan Ida yang terilhami pemegang Rekor Pertama Daya Ingat MURI Irwan Widiatmoko. Hanif dan Ida lantas mengembangkannya ke dalam ke dalam dunia religi yaitu menghafal cepat Asmaul Husna dan Alquran.

“Metode Hanifida dengan model file komputer ini melatih daya ingat permanen seperti menghafal Asmaul Husna dan Alquran 30 juz selama 1 bulan lebih,” kata manajer Hanifida, Pito Sujatmiko, kepada detikcom, Jumat (20/2/2009). Menurut dia, berkat belajar dengan teknik Hanifida, empat anak asal Jombang itu mampu menyebut surat-surat Alquran, ayat-ayatnya dan artinya.

“Misalnya, surat Al Ikhlas ayat 3. Azmi dapat menyebutkan lafal dan artinya. Kalau mengingat secara manual kan kadang menyebut dari awal surat, tetapi ini langsung disebutkan,” ujar Pito. Selain menghafal Alquran, lanjut Pito, keempat anak itu mampu menyebut deretan angka hingga 100 dan menghafal materi pelajaran di sekolah. “Caranya misalnya, kita menulis angka acak masing-masing 10 angka dan dibuat 10 baris.

Lalu tulisan itu kita serahkan kepada si anak untuk menghafalnya selama 2 menit. Setelah itu tulisan angka kita ambil lagi. Kemudian kita meminta si anak menyebut angka pada kolom atau baris tertentu yang kita inginkan. Si anak mampu menjawab dengan benar,” beber Pito.

Menurut dia, keempat anak itu mampu menghafal angka mundur dari belakang hingga ke depan, dari kolom atas hingga bawah secara acak. Pembaca detikcom, Habe Arifin, mengaku telah menyaksikan presentasi 4 bocah itu. “Mengagumkan banget, mereka jenius karena belajar tidak datang mendadak seperti Ponari,” komentarnya. Bocah TK Hafal Asmaul Husna dan Surat Pendek Dalam gendongan sang bunda, Kamila Permatasari (6) bergelayut manja.

Meski agak malu-malu, dia menjawab setiap pertanyaan yang diajukan untuk menguji metode Hanifida yang diajarkan ibunya. Dengan cepat, dia menjawab urutan Asmaul Husna dan surat pendek Alquran beserta artinya saat ditanya secara acak. “Sebutkan Asmaul Husna yang ke-50,” tanya sang bunda, Khairotul Idawati. “Asy Syahidu artinya yang Maha Menyaksikan,” sahut Kamila.

“Asmaul Husna ke-10,” tanya Idawati. “Al Mutakabbir artinya yang memiliki kebesaran,” jawab bocah perempuan yang mengenakan baju warna kuning ini. “Asmaul Husna yang terakhir,” tanya Idawati lagi. “Asy Shaburu artinya yang maha penyabar,” jawab Kamila. Tidak hanya Asmaul Husna, Kamila pintar menghafal sebagian besar ayat-ayat dalam surat pendek Alquran beserta artinya. “Saya ngajari Kamila metode Hanifida dengan buku-buku ini sepulang sekolah. Kamila pemalu, kadang kalau ditanya orang nggak mau menjawab,” tutur Idawati.

Cara Termudah Menghafal Alquran

Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.

Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran.

Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:

1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya. Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya. .

JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA? Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu.

Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas. . BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU? Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal.

Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz.

Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz.

Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya.

Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua. BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS? Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari.

Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu. Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.

APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN? Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.

Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578). Maksudnya: -Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”. -Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”. -Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”. -Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”. -Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.

-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”. -Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”. Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata:
. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka: - Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah. - Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah. - Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.

- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`. - Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`. - Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat. - Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas. Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?

Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.

BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:

1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang. [Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi] Sumber: al-atsariyyah.com

Dikutip Dari: http://www.2lisan.com/tips-tricks/cara-termudah-menghafal-al-quran-al-karim/

Teknik Cepat Menghafal Alquran

Ahlamdulillah. ..

Setelah muter2 mencari cara yang cepat untuk menghafalkan ayat ayat
Al Quran akhirnya menemukan juga metode yang pas dan cocok

Teman2 bisa membuka di http://cokiehti. wordpress. com
disitu ada "CD Room Al Quran MP3" yang bisa disetel per ayat sehingga
kita lebih gampang untuk menghafalnya

selain itu temen2 juga bisa memakai metode ini:
Metode ini ditulis oleh seorang juara lomba menghafal Al Quran
tingkat Internatsional ( semoga Allah merahmati beliau )

MATODE MENGHAFAL QUR'AN

Bersama Mudhawi Ma'arif

I. Pendahuluan
Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat
kapan dan dimana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan
dalam menghafal al qur'an. 3P (Three P) tersebut adalah:
1. Persiapan (Isti'dad)
Kewajiban utama penghafal al-qur'an adalah ia harus menghafalkan
setiap harinya minimal satu halam dengan tepat dan benar dengan
memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan
membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan
langsung dihafal secara mendalam)
b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan
hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-
benar hafal diluar kepala
2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-
ingat satu halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan
antum kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan
oleh ustad, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau
diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru
kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan
disahkan
3. Pengulangan (Muroja'ah/Penjagaa n)
Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang
sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih
dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-
benar mengijinkannya
II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-
hamba pilihanNya yang menjaga al-qur'an
3. Istiqomah sampai ajal musamma
4. Menguasai bacaan al-qur'an dengan benar (tajwid dan makharij
al huruf)
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-
hafidzah)
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur'an 20 kali (dengan membaca
setiap ayat 5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur'an (al-qur'an pojok)
8. Menggunakan pensil/bolpen/ stabilo sebagai pembantu
9. Memahami ayat yang akan dihafal
III. Macam-macam Metode Menghafal
A. Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas
kedalam pikiran dan hati
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan
huruf-huruf dan tempat-tempatnya
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata
tetap terpejam dan santai)
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata
tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah
(garis bawah/distabilo)
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah
menjadi kuat

Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat
ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya
dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan
lagi konsentrasi
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi
dan tenang
3. Ulani kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-
benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat
baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi
kesinambungan hafalan
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke
belakang
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian
dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus
digabungkan dengan ayat/halaman/ juz sebelumya.
B. Sistem Jama'i
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang
(partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras
b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya
membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya
dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta,
dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah
2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta
3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat
baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah
4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah
untuk setor halaman baru dan muroja'ah hafalan lama
b. Setoran ke ustad/ ustadzah:
1. Muroja'ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem
gantian). Muroja'ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru)
kearah halaman lama
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-
sama
b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama
dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai
dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca
secara bergantian tadi.
3. Muroja'ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca
bergiliran oleh masing-masing pasangan.
Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang
berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkann ya dengan kelompok
lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya
tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah
seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
c. Muroja'ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik
muroja'ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran
3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada
pertemuan berikutnya
4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.
IV. Keistimewaan sistem jama'i
1. Cepat menguasai bacaan al-qur'an dengan benar
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-
qur'an didepan orang lain
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur'an
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik
6. Menguatkan hafalan lama dan baru
7. Semangat muroja'ah dan menambah hafalan baru
8. Meringankan beban ustad
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur'an
10. Mampu berda'wah dengan hikmah wa al-mau'idhah al-hasanah
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan
V. Jaminan
1. Hafalan al-qur'an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang
sesingkat-singkatny a
2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat
3. Pilihan Allah dan memperoleh surga `adn diakhirat nanti
(surah fatir: 23-24)
VI. Metode Muroja'ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi
atau jama'i)
Ayat-ayat al-qur'an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-
`ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan
dimuroja'ah. Berikut ini cara muroja'ah:
1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca
sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan
suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/
jama'ah/istri/ suami dst
4. Ketika lupa dalam muroja'ah maka lakukan berikut ini:
· Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-
ingat terlebih dahulu
· Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan
melihat mushaf dan
· Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena
lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena
faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain) maka tulislah
nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah

Cara Cepat Menghafal Al-Quran

Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah untuk menghafalkan al quran. Keistimewaan teori ini adalah kuatnya hafalan yang akan diperoleh seseorang disertai cepatnya waktu yang ditempuh untuk mengkhatamkan al-Quran. Teori ini sangat mudah untuk di praktekan dan insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalnya. Disini akan kami bawakan contoh praktis dalam mempraktekannya:

Misalnya saja jika anda ingin menghafalkan surat an-nisa, maka anda bisa mengikuti teori berikut ini:

1- Bacalah ayat pertama 20 kali:

2- Bacalah ayat kedua 20 kali:

3- Bacalah ayat ketiga 20 kali:

4- Bacalah ayat keempat 20 kali:

5- Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.

6- Bacalah ayat kelima 20 kali:

7- Bacalah ayat keenam 20 kali:

8- Bacalah ayat ketujuh 20 kali:

9- Bacalah ayat kedelapan 20 kali:

10- Kemudian membaca ayat ke 5 hingga ayat ke 8 untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.

11- Bacalah ayat ke 1 hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.

Demikian seterusnya hingga selesai seluruh al Quran, dan jangan sampai menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.

- BAGAIMANA CARA MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA?

Jika anda ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka anda harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan anda, kemudian anda memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.

- BAGIMANA CARA MENGGABUNG ANTARA MENGULANG (MURAJA'AH) DAN MENAMBAH HAFALAN BARU?

Jangan sekali-kali anda menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya, karena jika anda menghafal al quran terus-menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua al quran, kemudian anda ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari anda akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah menghafal dari nol, oleh karena itu cara yang paling baik dalam meghafal al quran adalah dengan mengumpulkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Anda bisa membagi seluruh mushaf menjadi tiga bagian, setiap 10 juz menjadi satu bagian, jika anda dalam sehari menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga anda dapat menyelesaikan sepuluh juz, jika anda telah menyelesaikan sepuluh juz maka berhentilah selama satu bulan penuh untuk mengulang yang telah dihafal dengan cara setiap hari anda mengulang sebanyak delapan halaman.

Setelah satu bulan anda mengulang hafalan, anda mulai kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, dan mengulang setiap harinya 8 halaman sehingga anda bisa menyelesaikan 20 juz, jika anda telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulang, setiap hari anda harus mengulang 8 halaman, jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah enghafal kembali setiap harinya satu atau dua halaman tergantung kemampuan dan setiap harinya mengulang apa yang telah dihafal sebanyak 8 lembar, hingga anda bisa menyelesaikan seluruh al-qur an.

Jika anda telah menyelesaikan 30 juz, ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan setiap harinya setengah juz, kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya juga setiap harinya diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama, kemudian pindahlah untuk mengulang sepuluh juz terakhir dengan cara yang hampir sama, yaitu setiapharinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.

- BAGAIMANA CARA MENGULANG AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH MENYELESAIKAN MURAJAAH DIATAS?

Mulailah mengulang al-qur an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari, dengan demikian maka anda akan bisa mengkhatamkan al-Quran setiap dua minggu sekali.

Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal al qur an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.

- APA YANG DILAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL QUR AN SELAMA SATU TAHUN?

Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah al qur an sebagai wirid harian anda hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi r semasa hidupnya, beliau membagi al qur an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan al-quran setiap 7 hari sekali.

Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagiamana cara mereka membagi al qur an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: "kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( al Qur an)". (HR. Ahmad).

Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:

- Hari pertama: membaca surat "al fatihah" hingga akhir surat "an-nisa",

- Hari kedua: dari surat "al maidah" hingga akhir surat "at-taubah",

- Hari ketiga: dari surat "yunus" hingga akhir surat "an-nahl",

- Hari keempat: dari surat "al isra" hingga akhir surat "al furqan",

- Hari kelima: dari surat "asy syu'ara" hingga akhir surat "yaasin",

- Hari keenam: dari surat "ash-shafat" hingga akhir surat "al hujurat",

- Hari ketujuh: dari surat "qaaf" hingga akhir surat "an-naas".

Para ulama menyingkat wirid nabi dengan al-Qur an menjadi kata: " Fami bisyauqin ( ??? ???? ) ", dari masing-masing huruf tersebut menjadi symbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi pada setiap harinya maka:

- huruf "fa" symbol dari surat "al fatihah", sebagai awal wirid beliau hari pertama,

- huruf "mim" symbol dari surat "al maidah", sebagai awal wirid beliau hari kedua,

- huruf "ya" symbol dari surat "yunus", sebagai wirid beliau hari ketiga,

- huruf "ba" symbol dari surat "bani israil (nama lain dari surat al isra)", sebagai wirid beliau hari keempat,

- huruf "syin" symbol dari surat "asy syu'ara", sebagai awal wirid beliau hari kelima,

- huruf "wau" symbol dari surat "wa shafaat", sebagai awal wirid beliau hari keenam,

- huruf "qaaf" symbol dari surat "qaaf", sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat "an-nas".

Adapun pembagian hizib yang ada pada al-qur an sekarang ini tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

- BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (MIRIP) DALAM AL-QUR AN?

Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika anda melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus menerus sehingga anda bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan anda menjadi kuat (mutqin).

- KAIDAH DAN KETENTUAN MENGHAFAL:

1- Anda harus menghafal melalui seorang guru atau syekh yang bisa membenarkan bacaan anda jika salah.

2- Hafalkanlah setiap hari sebanyak 2 halaman, 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib, dengan cara ini insya Allah anda akan bisa menghafal al-qur an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun, akan tetapi jika anda memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka anda akan sulit untuk menjaga dan memantapkannya, sehingga hafalan anda akan menjadi lemah dan banyak yang dilupakan.

3- Hafalkanlah mulai dari surat an-nas hingga surat al baqarah (membalik urutan al Qur an), karena hal itu lebih mudah.

4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf tertentu baik dalam cetakan maupun bentuknya, hal itu agar lebih mudah untuk menguatkan hafalan dan agar lebih mudah mengingat setiap ayatnya serta permulaan dan akhir setiap halamannya.

5- Setiap yang menghafalkan al-quran pada 2 tahun pertama biasanya akan mudah hilang apa yang telah ia hafalkan, masa ini disebut masa "tajmi'" (pengumpulan hafalan), maka jangan bersedih karena sulitnya mengulang atau banyak kelirunya dalam hafalan, ini merupakan masa cobaan bagi para penghafal al-qur an, dan ini adalah masa yang rentan dan bisa menjadi pintu syetan untuk menggoda dan berusaha untuk menghentikan dari menghafal, maka jangan pedulikan godaannya dan teruslah menghafal, karena meghafal al-quran merupakan harta yang sangat berharga dan tidak tidak diberikan kecuali kepada orag yang dikaruniai Allah swt, akhirnya kita memohon kepada-Nya agar termasuk menjadi hamba-hamba-Nya yang diberi taufiq untuk menghafal dan mengamalkan kitabNya dan mengikuti sunnah nabi-Nya dalam kehidupan yang fana ini. Amin ya rabal 'alamin.

Saturday, April 23, 2011

Ijazah Gratis

ijazah ilmu inti asmaul husna (ya hayu,ya aliyu,yamaliyu,ya
wafiu,yawakiyu,yaqowiyu,yagoniyu,yawaliyu,yabaqi)
manfaat mendapatkan semua ilmu yang diiklankan di majalah dan paranormal serta
menyempurnakan ilmu yang telah dimiliki...

ijazah ilmu ayat kursi(ilmu tarekat tingkat tinggi)
manfaat mendapatkan kedudukan dan derajad bersama zat yang maha suci..merupakan
inti quran dan inti semua ilmu serta kitab2 terdahulu

ijazah ilmu 2 kalimah syahadat (ilmu hakikat islam dan jawa yang paling
sempurna)
manfaat menyempurnakan ilmu yang dimiliki,menjadi kekuatan ilahiyah,ilmu yang
ilahiyah dan amal yang amaliyah menuju khusnul khotimah,,,,

syarat puasa 3 hariii...(khusus untuk perempuan)

Friday, April 22, 2011

Menyikapi Rumus Ciptaan Tuhan

Sebagai insan yang terdidik,
seorang mahasiswa sangatlah paham dan mengerti apa sebenarnya subtansi dari
kata ‘hasil atau result(?) Meskipun tidak sedikit dari mereka –termasuk
penulis- yang belum bisa mendefinisakan kata tersebut dengan kalimat yang ‘pas’
dan apik. Sederhanya, ‘hasil’ bisa dikatakan sebuah pencapain akhir dari sebuah
aktivitas atau usaha. Dengan kata lain, hasil merupakan sebuah keadaan yang
terjadi
akibat keadaan (red: aktifitas, usaha dll.) yang terjadi sebelumnya.

Tuhan memang telah menetapkan
sebuah ‘rumus’ yang –mau tidak mau- harus dijalani oleh manusia di muka umi
ini, bahkan semua makhluk ciptaan-Nya. Sehingga dengan rumus tersebut, manusia
yang notabene adalah makhluk yang paling mulia –karena akalnya- bisa
merencanakan segala hal yang ingin dicapainya di hari esok. Selain itu, dengan
rumus tersebut, manusia –setidaknya- bisa menerima segala konsekuensi keadaan
hidup di dunia yang sedang dijalaninya, begitu juga keadaan kehidupan di
akhirat nanti setelah kontrak hidupnya di dunia telah habis. Rumus itu tidak
lain adalah ‘hukum sebab dan akibat’.

Manusia mengakui bahwa rumus yang
telah diciptakan oleh Tuhan ini memang selalu ‘terpraktekkan’ dalam
kehidupannya, baik disadari maupun tidak. Selanjutnya, akal yang telah
dianugerahkan kepada manusia yang memiliki fungsi sebagai ‘barometer’ dalam
menilai sebuah kebenaran juga tidak melihat adanya sedikit ‘kemlesetan’
dalam rumus ini. Ini mengindikasikan bahwa rumus ciptaan Tuhan ini mempunyai
nilai validitas yang paten. Meski di samping itu, tidak sedikit fenomena yang
terjadi di kehidupan ini dan nalar manusia tidak bisa menaruhkan rumus ini dalam
fenomena tersebut. Hal semacam ini sebenarnya tidak menunjukkan bahwa rumu
tersebut
tergores validitasnya. Akan tetapi, lebih kepada nalar manusaialah yang masih
belum bisa mencapai sisi rahasia di balik fenomena tersebut. Karena manusia
yang notabene adalah sang pemilik nalar itu sendiri telah mengakui bahwa nalar
yang dimilikinya mempunyai keterbatasan dalam melihat dan menganalisa sebuah
fenomena kehidupan.