Wednesday, April 20, 2011

Nasehat Dari Anak-Anak Yang Tegar

Lama anak saya memandang kearah wajah saya yang sedang menonton berita pagi di
televisi. Dia tidak perduli dengan apa yang terjadi pada kotak ajaib tersebut.
" Yah kok mata ayah berair , ayah nangis yah..?" tanyanya penuh selidik. Saya
tidak berusaha menjawab, tapi memeluknya sambil mendudukannya di pangkuan. "
Anak yang bernama Tegar itu harus tegar menghadapi dunia, menerima tanpa harus
mengerti kebencian ayah tirinya yang menyebabkan kakinya terputus setelah di
lindas oleh kereta api" kata pembawa acara di televisi. Sang ayah akhirnya di
ganjar hukuman sepuluh tahun penjara sedangkan sang anak yang masih berumur
empat tahun akan menanggung penderitaan tersebut seumur hidupnya.

Berbanding terbalik di Facebook saya mendapat kiriman berita lama yang di rekam
lalu di sebar melalui media internet tentang seorang anak yang berusia enam
tahun yang mengurusi semua keperluan ibunya mulai dari memasak, menyuapi ,
memandikan bahkan membuang kotoran ibunya karena sejak dua tahun yang lalu si
ibu mengalami kelumpuhan karena terjatuh. Ayah sianak telah lama tidak pulang
kerumah setelah beberapa tahun yang lalu pergi merantau ke Malaysia. Anak itu
bernama Sinar dan hari itu, sinar sianak tersebut telah menyilaukan mata saya
dengan amalnya, dengan cintanya dan dengan kasih sayang untuk ibunya.

Banyak para orang tua yang berharap bisa melahirkan seorang anak, tetapi tidak
ada seorang anakpun yang meminta untuk dilahirkan, dia murni amanah dari Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan bahwa
Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya
yang beribadah kepada Allah sesudahnya. hadist ini di riwayatkan oleh HR.
Ath-Thahawi. Namun Rasulullah juga menasehati yang diriwayatkan oleh Ibu
'Asakir bahwa anak bisa menyebabkan kedua orangtuanya menjadi kikir dan
penakut. Pemenuhan masalah ekonomi memang menjadi salah satu penyebab
kerenggangan didalam sebuah rumah tangga, baik itu dengan anak karena jarang
berkomunikasi maupun dengan istri atau suami karena tuntutan-tuntutan yang
diluar jangkauan.

Sesuatu yang memisahkan dan membedakan antara seorang anak dengan orang dewasa
adalah waktu, sesuatu yang Allah pernah bersumpah atas namanya, bahwa kita
berada dalam sebuah kondisi yang menyebabkan kita merugi kecuali orang yang
beramal salih, al 'amilussholikhat. Kita adalah mantan anak-anak, sedangkan
anak-anak adalah calon orang dewasa. Kesalahan sekecil apapun yang pernah kita
lakukan pada masa kecil tidak layak kita wariskan kepada anak kita. Ukiran
kebaikan orang tua yang tertanam didada kita harus kita buat lebih indah didada
anak-anak kita. Melihat senyum tegar dengan kakinya buntung seperti ingin
berteriak kepada saya " Tidak ada gunanya memberitahukan orang lain tentang
kesulitan anda , sebagian dari mereka tidak perduli dan sebagian lagi justru
senang mendengarkan keluhan anda tanpa mau berbuat apa-apa, tegarlah dan
sandarkan hidup hanya kepada Allah"

0 comments:

Post a Comment